Tetap Berpikir Jernih
Memang, tak bisa dipungkiri bahwa semenjak wabah Corona masuk ke Indonesia, beranda media sosial kita jadi penuh sesak dengan perdebatan. Tak jarang kita melihat orang-orang yang sejatinya tidak tahu apa-apa, menjadi sosok-sosok yang paling ribut dan merasa paling benar. Mereka berduel dalam "kompetisi kebijaksaan".
Karena itu, memajang postingan yang baik-baik tentulah baik. Hanya saja, hemat saya, janganlah kita serta merta mengabaikan keadaan dengan langsung melewatkan setiap postingan teman yang tidak kita sukai.
Bagaimanapun tidak suka atau muaknya kita, beberapa postingan kawan-kawan yang berada dalam arena perdebatan itu tetaplah perlu kita simak. Kita perlu menghindari sikap menganggap setiap hal yang tidak kita sukai sebagai buruk, dan begitu juga sebaliknya. Baik buruknya sesuatu tidaklah bergantung pada suka atau tidaknya kita pada sesuatu itu.
Postingan seorang teman yang memuat kritik atas keteledoran pemerintah dalam menangani penyebaran virus Corona barangkali memang terasa menyebalkan atau memuakkan. Tapi, jika kita mau berpikir jernih, postingan seperti itu baik demi keberlangsungan demokrasi dan kontrol sosial di negara kita, apalagi jika postingan itu memang fakta dan disertai dengan bukti yang valid, terlepas bahwa si teman yang membuat postingan itu tidak melakukan tindakan apapun untuk membantu mengatasi wabah.
Postingan teman lain yang memuat perkembangan kasus wabah juga barangkali terasa mengerikan dan membuat kita semakin cemas. Tapi, itu tetap baik supaya kita tetap waspada dan bisa mempersiapkan segala sesuatunya dengan lebih baik, terlepas bahwa imun tubuh akan menurun jika kita sering cemas.
Lagipula, kalaupun kita bermaksud meniru sikap rakyat China seperti yang tertulis dalam surat elektronik mahasiswa tadi, kita sepatutnya juga jangan lupa bahwa pemerintah mereka punya langkah atau strategi penanganan wabah yang lebih baik (jika bukan lebih serius) dan jitu dibanding pemerintah kita. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H