Catatan ini perlu saya sampaikan agar bisa jadi bahan evaluasi bagi panitia untuk mempersiapkan metode yang lebih tepat dan tidak lebay, setidaknya untuk tahun depan. Apalagi, tidak sedikit peserta yang saya dengar mengomel atas cara yang dilakukan panitia. Hampir semua mereka merasa diperlakukan bak terduga teroris, alih-alih sebagai calon abdi negara. Untungnya, keinginan yang begitu besar untuk menjadi PNS membuat mereka mampu meredam emosi.
Jika esensi dari penggeledahan yang berlapis-lapis itu adalah mencegah terjadinya segala macam bentuk kecurangan, panitia agaknya perlu membedakan, mana hal-hal yang bisa berpengaruh (baca: membantu) bagi peserta untuk berbuat curang, dan mana yang tidak.
Gelang tali misalnya (kebetulan ada satu peserta di hari saya ujian yang diambil gelangnya oleh panitia), apakah bisa membantu? Apakah gelang itu akan membisikkan kepada si peserta jawaban-jawaban yang benar? Kan tidak. Begitu juga dengan benda-benda yang dianggap keramat oleh peserta seperti bawang, kunyit, potongan rambut, jembut, dsb. Coba pikirkan, Wahai panitia yang baik, mana yang lebih absurd, peserta yang membawa jimat, atau kalian yang percaya bahwa benda-benda yang dianggap jimat itu bisa membantu peserta menjawab soal sehingga menerapkan penggeledahan sedemikian rupa?
Atau jangan-jangan, kalian para panitia teramat percaya pada keberadaan makhluk supernatural di balik benda-benda yang dibawa para peserta itu?
Oke, jika memang begitu, saya usulkan, tahun depan, atau lain kali ketika lowongan CPNS kembali dibuka, selain alat pendeteksi benda-benda nyata, kalian siapkan juga alat pendeteksi makhluk halus. Dengan demikian, peserta yang membawa makhluk halus ke dalam ruangan ujian akan langsung ketahuan, dan bisa langsung didiskualifikasi.
Anyway, kalau sudah sebegitu ketatnya penggeledahan terhadap peserta CPNS, bolehlah pula saya usulkan supaya para panitia pengawas ujian itu ditugaskan saja di bandara, di kantor imigrasi, atau sekalian ditempatkan di Badan Nasional Penanggulangan Terorisme. Saya jamin, dengan kedetailan mereka menggeledah, tidak akan ada pelaku pembawa bom atau narkoba yang bisa lolos.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H