8. Ke depan, maukah Anda memakai daun pisang meski harganya lebih mahal dibanding kertas?
a. Ya
b. Tidak
Angket tersebut saya sebar ke 50 pedagang makanan, mulai nasi rames, ayam geprek, warung Lamongan, warung lotek, pedagang lotek, warung burjo (sekarang Warmindo), dan lainnya di wilayah Sleman-Jogja-Bantul.
Selain menjawab angket tersebut, dari hasil jawaban mereka saya juga melakukan wawancara kualitatif barang beberapa menit, mengobrol ringan seraya memastikan mereka tidak sakit hati atas ketidaksopanan survei yang saya lakukan.
Lalu, dari hasil rekapitulasi yang saya kumpulkan, saya mendapati bahwa mayoritas pedagang yang tidak memakai daun pisang, mengakui bahwa mereka tidak memakainya karena harganya yang mahal dan penggunaannya yang repot.
Terhadap pengakuan ini, saya sempatkan mengajukan pertanyaan, "tidakkah kalian ingin melestarikan tradisi kita memakai daun pisang untuk membungkus makanan?" Namun sia-sia, karena mereka hanya menjawab dengan tertawa saja, seakan saya ini orang gila yang kurang kerjaan telah membikin survei begituan.
Dugaan saya di awal tadi ternyata benar, bahwa memang mayoritas pembeli makanan mereka adalah perantau (anak kos atau pekerja). Sebab itulah mereka merasa tidak perlu repot menggunakan daun pisang, karena optimis tidak mungkin pelanggan mereka batal membeli hanya karena bungkusannya kertas.
Yang menarik, terhadap pertanyaan sejak kapan mereka tidak pakai daun pisang, ternyata mayoritas jawabannya adalah sudah beberapa tahun belakangan, rata-rata enam sampai delapan tahun terakhir. Artinya, budaya pragmatisme dalam penyajian makanan di Jogja, sudah berlangsung cukup lama. Saya memprediksi hal ini akan semakin menjadi-jadi di tahun-tahun mendatang.
Pada dasarnya, para pedagang yang saya sambangi itu tahu bahwa memakai daun pisang sungguh lebih baik dibanding kertas. Tetapi apa boleh buat, seperti yang saya katakan di atas, atas nama kepraktisan, juga menekan biaya pengeluaran, demi mendapatkan untung yang lebih banyak, mereka langgeng meniadakan daun pisang dari warung mereka.
Ditanya bagaimana ke depannya, mereka kebanyakan menjawab, "Ya, orang pakai kertas aja banyak yang beli kok."