Mohon tunggu...
Abjay Kutai
Abjay Kutai Mohon Tunggu... -

Pemuda miskin yang ingin sukses di dunia dan di akhirat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sepenggal Do'a untuk Ibu

14 Agustus 2010   06:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:03 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ibu...
Kepergianmu membawa sejuta duka
isak tangis membahana
tak kuasa membendung linangan airmata

Dan ku terpaku sesaat tanpa makna
terlintas pikir hidup tak berguna
balutan kepedihan masih bersarang di jiwa
meronta, dan terus meronta

Dulu waktu masih semasa hidup
nasibmu memang redup
tapi tak pernah membuatmu gugup
kau jalani semuanya dengan sanggup

Hari ini, Tahun 2010 tepatnya 14 Agustus
genap kepergianmu dalam hitungan seratus
ingatku akan dirimu terus
dengan kasih sayangmu yang begitu tulus

Makanan manusia memang berbeda
semasa kandungan, bayi, muda, tua, dan tiada
mulai darah, Asi, bubur, nasi, dan do'a
itulah ketentuan yang digariskan oleh-Nya

Harapmu aku menjadi anak yang berguna
untuk sodara, keluarga, dan orangtua
sebab itu ku munajatkan do'a
semoga salah dan khilafmu mendapat ampunan-Nya
Allahummaghfirlaha warhamha wa 'afihi wa'fuanha
Amiin...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun