Seorang anak perempuan yang lahir di Bandung pada tanggal 25 November 1975 dari pasangan Sutopo B.S dan R. Tien Hartini ini bernama Novy Diana Sari. Sejak kecil ia tinggal bersama orang tua dan ketiga saudaranya. Namun tempat tinggalnya berpindah-pindah karena ayahnya adalah seorang perwira TNI angkatan darat. Maka tidak sedikit orang yang menyebutnya dengan sebutan 'anak kolong'.
Pada umur 7 tahun ia tinggal di Kabupaten Majalengka karena ayahnya saat itu bertugas di Batalyon Yonif 321 Majalengka. Semasa duduk di bangku Sekolah Dasar, Dia gemar berolahraga dan bernyanyi. Selain itu, Novy juga aktif dalam setiap kegiatan yang ada di sekolahnya. Beberapa lomba pun telah ia menangkan.
Setelah lulus dari Sekolah Dasar, ia memutuskan untuk tetap melanjutkan studinya di Majalengka meskipun ayahnya berpindah tugas ke Tasikmalaya. Dia bersekolah  di SMP Negeri terbaik di kota itu dan tentunya dengan bermodalkan prestasi yang pernah dia dapat sebelumnya. Tinggal terpisah dengan ayahnya, ia semakin mandiri dan aktif mengikuti berbagai kegiatan di sekolahnya.Â
Ia ialah salah satu murid terbaik perwakilan dari sekolahnya yang mengikuti perlombaan basket tingkat Jawa barat mewakili Kabupaten Majalengka. Dia juga mewakili sekolahnya dalam mengikuti GELAR SENJA se Indonesia yang dilaksanakan di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta yang kala itu disiarkan di Televisi Pendidikan Indonesia. Selain itu dia memenangkan lomba menyayi se wilayah III Cirebon.
Pada tahun 1990 dia melanjutkan sekolahnya di SMAN 1 Majalengka. Ia kembali tidak mengikuti ayahnya yang berpindah tugas ke Jakarta. Prestasinya kembali berlanjut di SMA. Dia kembali mewakili sekolahnya untuk mengikuti lomba menyanyi  HAPMI tingkat kabupaten  dan akhirnya dia memenangkan lomba itu serta membawa nama harum sekolahnya. Yang kemudian berlanjut ke tingkat provinsi. Selain itu, pada tahun 1991 ia kembali mengharumkan nama sekolahnya dengan memenangkan Lomba MOJANG DAN JAJAKA se Kabupaten Majalengka sebagai juara ke -2, dan selanjutnya ke tingkat provinsi.
Dengan prestasi yang ia raih akhirnya banyak produser yang menghampirinya untuk menawarkan rekaman menyanyi padanya. Ia pun menerima tawaran salah satu pruduser di Jakarta. Karena jarak antara tempat rekaman di Jakarta dengan tempat tinggalnya di Majalengka terlalu jauh maka orang tuanya menyuruh Novy untuk pindah ke Bandung, karena kebetulan kakaknya juga akan berkuliah di Bandung. Akhirnya setelah naik kelas 2 SMA Novy pindah ke SMAN 1 Margahayu. Selama disana ia mengikuti pelajaran di sekolah seperti biasa sambil meneruskan rekaman suaranya di Jakarta.Â
Kaset rekaman Novy sudah selesai, bahkan video klip pun sudah dibuat, Tetapi karena mungkin bukan rezekinya di industri musik Indonesia dan kakeknya juga tidak merestuinya untuk menjadi seorang penyanyi akhirnya Novy berhenti melanjutkan kariernya di industri musik Indonesia dan memilih untuk fokus dengan pelajarannya. Untuk menyalurkan bakat menyanyi yang diturunkan dari ayahnya dia  harus puas dengan hanya menyanyi di acara-acara pernikahan dan acara kantor-kantor pemerintahan atau swasta.
Pada tahun 1994, Novy cukup membanting setir karena saat SMA ia mengambil jurusan IPA namun ia melanjutkan studinya di Universitas AKPI Bandung jurusan keuangan dan perbankan karena mendapatkan beasiswa. Saat kuliah ia tetap melanjutkan hobinya yang kini telah berubah menjadi pekerjaannya.Â
Lewat hobinya itu, Novy sudah dapat mendapatkan uang sendiri, berbagai keperluannya juga selalu ia atasi sendiri. Ia tumbuh semakin dewasa dan mandiri. Disaat ayahnya akan melewati masa pensiun dia bisa membiayai sendiri semua tugas akhirnya. Walaupun dia satu-satunya anak yang hanya mengecam pendidikan D3 karena semua saudaranya S1, namun ia tetap menjadi kebanggaan di keluarganya. Dengan keuletannya ia akhirnya bisa menyelesaikan kuliahnya kurang dari 3 tahun dengan nilai yang sangat memuaskan. Lulus dengan predikat cumlaude IPK 3,75. Dengan mengantongi nilai tersebut, tidak sulit untuknya mendapatkan pekerjaan yang ia inginkan.
Novy pernah bekerja di beberapa perusahaan swasta menjadi kepala keuangan, kepala administrasi, bahkan pernah menjadi sekretaris KAPOLWILTABES Kota Bandung. Setelah melalui banyak pengalaman kerja, pada tanggal 10 November 2001 Novy pun akhirnya menikah dengan pria desa bernama Yusuf Wibisono. Ia merelakan seluruh pekerjaan dan keluarganya demi mengikuti suami ke sebuah Desa kecil di Kabupaten Malang bernama Desa Sumberpucung.
Selama pernikahannya ini, selain menjadi ibu rumah tangga, Novy membantu suaminya dalam usaha peniagaan dan pertanian. Mereka dikarunai tiga orang anak. Dua orang laki-laki dan satu orang perempuan. Dan ya salah satunya adalah aku, Abiyyu Muhammad Baihaqi Wibisono seorang anak kedua yang lahir pada tanggal 26 April 2004. Keluarga kecil kami pun hidup bahagia sampai sekarang. Sekian aku menceritakan perjalanan kisah ibuku. Sebagai penutup aku hanya bisa bilang, I love u mom..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H