Mohon tunggu...
Abiyadun Masykur
Abiyadun Masykur Mohon Tunggu... -

Praktisi muda pertanian, Perkumpulan Alumni Muda Institut Pertanian Bogor (PADI)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Hari Pers Nasional 2017: Pers Garda Terdepan Pembangunan Pertanian

8 Februari 2017   16:56 Diperbarui: 8 Februari 2017   17:14 1428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saran

Namun demikian, kinerja pers saat ini tidak lepas dari kritik, karna tidak semua insan pers menjalankan fungsinya secara profesional dan berimbang dalam penyajian berita. Misalnya, sikap pers dalam memberitakan kenaikan harga dan kelangkaan stok cabai secara terus menerus dalam  rentang waktu yang cukup lama. Tentunya ini bisa dikatakan berlebihan. Sebab, pemberitaan tentang cabai seolah-olah meniadakan atau menganggap tidak adanya prestasi Kementerian Pertanian dalam meningkatkan produksi berbagai komoditas pangan. Padahal cabai merupakan satu dari komoditas pangan yang mengalami masalah produksinya. Ini pun merupakan fenomena sesaat yang terjadi karena pengaruh iklim buruk sehingga produksi cabai tidak optimal dan berdampak pada kenaikan harga.

Seharusnya, dengan memegang nilai profesionalitas dan proporsional dalam memberitakan, pers perlu juga menderaskan pemberitaan tentang keberhasilan Kementerian Pertanian dalam mengimplementasikan program, meningkatkan produksi pangan selain cabai, meningkatkan kesejahateraan petani, telah melakukan ekspor, menekan impor, dan menghentikan 100 persen impor beras dan bawang merah. Bahkan Kementerian Pertanian telah sukses meningkatkan kepuasan petani.

Terkait implementasi program, selama dua tahun pemerintahan Jokowi-JK, Kementerian Pertanian telah melakukan perbaikan irigasi sebanyak 3,05 Juta ha mampu dikerjakan dalam waktu 1,5 tahun dari target 3 tahun, penyediaan alsiantan 180 ribu unit (naik 2.000 persen), asuransi pertanian 674.650 ha (naik 100 persen), dan pembangunan embung, long storage dan dam-parit mencapai 3.771 unit serta pengembangan benih unggul 2 juta ha.

Kemudian, Kementerian Pertanian juga telah membangun lumbung pangan perbatasan, integrasi jagung-sawit 233 ribu ha, peningkatan indeks pertanaman, pengembangan lahan rawa lebak dan sapi indukan wajib bunting (SIWAB).

Selanjutnya, implementasi program Kementan telah melakukan pengendalian impor dan membangun Toko Tani Indonesia sebanyak 1.218 unit atau naik 100 persen. Tentang implementasi lelang jabatan, Kementan telah melalukan demosi dan mutasi sebanyak 599 jabatan, serta promosi 238 jabatan.

Yang patut dicatat juga, selama 71 tahun wilayah perbatasan seperti Entikong tidak pernah mengenal padi di perbatasan singapura. Tetapi Kementerian Pertanian mampu mengubahnya sehingga masyarakat sudah bisa menghasilkan beras sendiri tanpa harus dari Singapore lagi.

Semua implementasi program ini tidak pernah dilakukan sebelumnya, sehingga ini terobosan baru yang menjadi pembeda dibandingkan program sebelumnya. Artinya sangat menarik untuk diberitakan secara masif.

Begitu dengan Indonesia mampu melewati ancaman peristiwa El Nino 2015 dan La Nina 2016. Keberhasilan beradaptasi terhadap kedua peristiwa tersebut, di tahun 2016 tidak ada paceklik sehingga produksi pangan meningkat, impor pangan menurun bahkan tidak ada impor. Impor beras turun 100 persen, jagung turun 66,6 persen dan bawang merah 93 persen.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menyebutkan produksi padi selama dua tahun yakni 2015 hingga 2016 naik 11 persen, jagung naik 21,8 persen, cabai naik 2,3 persen, dan bawang merah naik 11,3 persen. Peningkatan produksi komoditas unggulan peternakan, daging sapi naik 5,31 persen, telur ayam naik 13,6 persen, daging ayam naik 9,4 persen, dan daging kambing naik 2,47 persen. Demikian juga produksi komoditas perkebunan, tebu naik 14,42 persen, kopi naik 2,47 persen, karet 0,14 persen dan kakao naik 13,6 persen.

Alhasil, selam dua tahun pemerintahan Jokowi-JK, telah terjadi peningkatan kesejahteraan petani. Hal ini terlihat dari penurunan kemiskinan di desa sebesar 0,01 persen, peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) sebesar 101,7 dan peningkatan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 109,8.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun