[caption caption="Presiden RI Jokowi bersama Menteri Pertanian dan Gubernur Papua, saat mengecek mesin pengolah tanah yang canggih | setgab.go.id"]
Kemudian, penerapan mekanisasi pertanian pun telah memberikan hasil pada penambahan luas tambah tanam 630 ribu ha dan terjadi peningkatan produksi untuk padi dari 70,8 juta ton di tahun 2014 naik menjadi 75 juta ton di tahun 2015, jagung dari 19 juta ton naik menjadi 19,8 juta ton di tahun 2015 dan kedelai dari 954.997 ton naik menjadi 982.967 ton di tahun 2015. Peningkatan produksi ini memberikan pengaruh yang nyata pada peningkatan pendapatan petani. Hal ini dibuktikan dari naiknya nilai tukar usaha pertanian (NTUP) dari 106,04 di tahun 2014 naik menjadi 107,44 di tahun 2015.
Hasil lain yang mengejutkan dari penerapan mekanisasi pertanian, yaitu sukses mewujudkan Indonesia setahun tidak impor beras, cabai, bawang merah dan raw sugar untuk white sugar. Sehingga, sektor pertanian berhasil menghemat devisa sebesar Rp 52 triliun.
Dari rentetan hasil yang dicapai di atas, sangat jelas memperlihatkan atau membuka mata kita bahwa mekanisasi pertanian yang menjadi program prioritas pemerintahan Jokowi-JK sebagai turunan amanah nawa cita untuk mewujudkan swasembada pangan, telah memberikan hasil nyata dalam menjadikan Indonesia berdaulat pangan dan mensejahterakan petani.Â
Dengan demikian, mekanisasi pertanian bukanlah program pepesan kosong atau pun sia-sia bahkan menghambur-hamburkan anggaran negara. Bahkan, tidak ada keraguan untuk mengapresiasi langkah berani pemerintah tersebut. Untuk itu, dapat disimpulkan bahwa mekanisasi pertanian merupakan jalan sunyi yang menuntun Indonesia sebagai raksasa pangan Asia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H