Kita semua tahu, tak ada seorangpun di dunia ini dilahirkan tanpa rintangan dan selalu bahagia tanpa ada sedikit kesedihan. Apakah itu mungkin? Bahkan tak ada kebahagiaan yang dapat dibeli dengan materi agar hidup kita di dunia ini tanpa rintangan dan kesedihan sama sekali.
Bila kita menganggap rintangan sebagai beban, kita cenderung akan menghindarinya. Untuk itu kita harus menganggap rintangan sebagai tantangan dan kita harus menghadapinya. Sebenarnya, rintangan adalah hadiah yang harusnya kita terima dengan suka cita.Â
Yakinlah dibalik setiap rintangan pasti tersimpan peluang keberhasilan. Tetaplah bergerak maju, sekalipun lambat, kita tetap akan bergerak dan menciptakan kemajuan. Akan lebih baik bergerak lambat tapi maju, dari pada tidak bergerak sama sekali. Walaupun idealnya bergerak cepat dan tepat adalah yang diharapkan.
Rintangan adalah tangga menuju kekuatan yang lebih tinggi. Maka hadapilah dan ubahlah menjadi kekuatan untuk sukses kita. Tanpa rintangan, rasanya kita tak layak memasuki jalur keberhasilan. Bahkan hidup ini penuh rintangan, karena itu terimalah sebagai hadiah.
Hadiah terbesar yang selalu diberikan oleh induk elang kepada anak-anaknya bukanlah serpihan makanan pagi. Bukan pula, dekapan hangat di malam yang dingin. Namun, disaat mereka melempar anak elang itu dari tebing yang tinggi.Â
Pertama kali anak elang itu mengganggap induk mereka sungguh keterlaluan dan menjerit ketakutan. Sesaat kemudian, bukan kematian yang kita terima, namun kesejatian diri sebagai elang yaitu terbang. Pesan moralnya, bila kita tak berani mengatasi rintangan, kita tak akan menjadi seseorang yang sejati.
Keberhasilan tidak diukur dengan apa yang telah kita raih, namun kegagalan yang telah kita hadapi dan keberanian yang membuat kita tetap berjuang melawan rintangan yang bertubi-tubi.
Apa yang telah kita raih sekarang adalah akumulasi dari usaha-usaha kecil yang kita lakukan secara terus menerus. Keberhasilan bukan sesuatu yang turun begitu saja dari langit.Â
Bila kita yakin pada tujuan dan jalan kita, maka kita harus memiliki ketekunan untuk berusaha. Ketekunan adalah kemampuan kita untuk bertahan di tengah tekanan dan kesulitan. Jangan hanya berhenti pada langkah pertama.
Yang memisahkan perahu dengan pantai adalah badai, gelombang dan batu karang. Yang memisahkan kita dengan keberhasilan adalah rintangan yang menantang. Disitulah pertanda kesejatian teruji. Hakikatnya perahu berlayar menembus segala rintangan dan hakikat diri kita adalah berkarya menemukan kebahagiaan.
Jangan mudah terkesima dengan keberhasilan orang lain. Hal ini karena kebiasaan dari kita adalah melihat hasil bukan proses. Dibalik kejayaan selalu ada jalan panjang yang berisikan catatan perjuangan dan pengorbanan, keringat dan kepayahan.Â
Tak ada jalan pintas untuk sebuah kesuksesan, kita bisa lupa dari keharusan untuk berupaya. Namun bila kita terkagum pada ketegaran seseorang dalam berusaha, kita akan menyerap energi kekuatan, keberanian dan kesabaran. Tak ada harga potongan untuk sebuah keberhasilan. Selalu ada harga penuh yang harus dibayar untuk meraih keberhasilan itu. Jadi, teruslah berusaha.
Mulailah dengan hal kecil, dan jangan berhenti. Bertumbuhlah, belajarlah dan kembangkan pencapaian kita. Sukses bukan dicapai oleh orang yang memulai dengan hal yang besar, tetapi oleh orang yang memelihara momentumnya dalam segala daya dan upaya dengan waktu yang cukup panjang, hingga pekerjaannya menjadi karya besar dan menghasilkan.
Apapun yang kita lakukan, lakukanlah dengan kebaikan hati. Keberhasilan bukan semata-mata karena kekuatan otot dan ketajaman pikiran. Kita perlu bertindak dengan kelembutan hati. Sukses tidak selalu dibangun di atas upaya sendiri karena dibalik semua pencapaian seringkali terselip pengorbanan orang lain. Hanya bila kita melakukannya dengan kebaikan hati, siapapun rela berkorban untuk keberhasilan kita.
Bila kita ingat dengan sebuah lagu berjudul "What You Give You Get Back" , semua tindakan bagaikan bumerang yang akan kembali kepada kita. Bila melempar dengan baik, ia akan kembali dalam tangkapan kita. Namun, bila ceroboh melemparnya, ia akan datang untuk melukai kita. Renungkan bagaimana tindakan kita sekarang.Â
Lakukan segala sesuatunya dengan tulus dan penuh kasih sayang. Tiada yang lebih manis daripada memetik buah atas kebaikan yang kita lakukan. Rintangan bukan menjadi alasan untuk menghindarinya, namun dengan rintangan kita menjadi lebih dewasa dan terbuka menyikapi hidup ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H