Mohon tunggu...
abi wafa
abi wafa Mohon Tunggu... -

Buruh di bengkel pesawat. Terbuka buat diskusi atau tukar opini

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dicari, Khutbah Jumat yang Asyik !

8 Mei 2015   21:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:14 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Jumatan dulu gan, biar kayak david beckham”

Biasanya, jam-jam menjelang sholat jumat kutipan-kutipan sejenis diatas sering kita temukan di social media. Hari jumat, bagi umat muslim sangat istimewa karena pada hari jumat Nabi Adam AS dimasukkan ke surga. Selain itu, terdapat hadist yang menyatakan bahwa barang siapa yang meninggal pada hari jumat atau malamnya, niscaya akan terbebas dari fitnah kubur. Bagi saya pribadi, hari jumat sangat mengasyikan karena selain dalam hitungan jam menuju rehat kerja sejenak, saya juga bisa menebak-nebak isi khutbah yang akan disampaikan khatib diatas mimbar.

Lazimnya durasi khutbah jumat tidak terlalu panjang, namun juga tidak terlalu pendek. Tema-tema yang disampaikan pun beragam. Namun, Semakin kesini, khutbah jumat yang saya dengar kok ya bukan membuat hati makin tentrem. Sing ono ya pinginnya marah-marah terus ya. Sebagai contoh, hari ini saya sudah nawaitu untuk tidur saat khutbah, namun niat itu saya urungkan saat khatib naik mimbar dengan tampilan khas orang arab dengan jubah dan jenggot. Wah seru dan bisa ditebak nih isi khutbahnya. Batinku dalam hati. Khutbah dimulai dengan pentingnya meningkatkan taqwa. Lalu dilanjutkan dengan menceritakan ritual- ritual yang dilakukan agama kepercayaan di Nepal, yakni ritual pembunuhan ribuan hewan ternak. Lalu mengaitkannya dengan gempa bumi akibat dari ulah tersebut. Wah berani betul sang khatib menarik kesimpulan seolah-olah sang khatib baru mendapat wahyu dari Malaikat Jibril. Hambok ya sang khatib mikirin nasib keluarga yang ditinggal 7000an korban meninggal gempa Nepal. Di area perkantoran, tema khutbah yang disampaikan khatib tidak jauh dari gerakan anti israel-amerika, kapitalisme, Gerakan pemurnian islam yang biasanya mengecam yasinan, ziarah kubur, serta bahaya laten syiah. Tak lupa tema-tema tersebut disampaikan dengan nada berapi-api seolah sedang memimpin pasukan di medan perang dengan pedang pusaka di tangannya. Pesan aje ni ya buat calon khatib, mbok ya sirami kita para buruh pekerja ini ajakan agar semangat kerja, seruan kebaikan kepada sesama, jangan malah cekoki kita para buruh yang sudah stress karena pekerjaan menumpuk dengan kata-kata makian.

Di masjid-masjid kampus pun tak jauh beda temanya dengan area perkantoran. Seperti pemurnian islam, sesatnya syiah, yahudi, imerialisme, amerika dsb dan biasanya dibumbui dengan merosotnya perekonomian RI, haramnya demokrasi, meningkatnya KKN disegala aspek. Namun khatib tidak hanya sekadar melakukan kritik, namun juga memberikan solusi. Apa solusi yang ditawarkan? Khilafah solusinya. Cih, turu wae lah, gumam batinku.

Di masjid-masjid kampung (daerah rumah saya termasuk perkampungan), tema-tema khotbah lebih sulit ditebak dan kadang mengasyikan. Pada 2 Mei kemarin, sang khatib menceritakan tentang hari buruh dan menyerukan kita-kita para lelaki untuk bekerja lebih giat demi mencari rejeki yang halal. Asik toh? Ada lagi pengalaman unik khotbah jumat saat saya sedang KKN di daerah penghasil perak di selatan Jawa. Karena mayoritas penduduknya adalah pengrajin perak, sang khatib membuka khotbah dengan kondisi penjualan perak yang saat itu sedang merosot. Selanjutnya seruan hidup sederhana dengan kisah kesederhanaan Nabi. Dilanjutkan juga seruan untuk tetap istiqomah dalam ibadah dan tetap ber-husnuzon ke tuhan dengan kalimat “Gusti Allah mboten sare”. Terakhir saat doa-doa menjelang iqomah, dimulai dengan doa dengan bahasa arab yang biasa diucapkan. Dilanjutkan dengan bahasa indonesia logat medhok agar mudah rejekinya, sehat badannya dan disusul kalimat “ Ya Allah Ya Gusti, mugo-mugo kami bisa mbayar utang-utang kami sing makin akeh”. “AMIIIIIIIN !!” balas jamaah dengan suara tinggi dan pengharapan sungguh-sungguh.

Duh gusti, saya kangen isi khotbah yang asyik !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun