Sekitar dua malam yang lalu saya berkesempatan mengajak anak-anak menikmati beragam permainan yang kebetulan tersedia di pelataran parkir sebuah retail besar di Surabaya.
Ada boom boom car, kereta kelinci, trampolin, kolam pancing, dan bouncy castle.
Anak saya memilih bermain di bouncy castle. Maklum anak saya termasuk sangat-sangat aktif. Riuh rendah, dipenuhi para balita berbagai usia dan beragam tingkah laku. Berlarian, bergulingan, berloncatan. Penuh kegembiraan, tak ada yang perlu mereka khawatirkan.
Mendadak satu hal terlintas dalam benak saya. Anak-anak yang tengah berloncatan ini, putra-putri kita tercinta ini, adalah potret kecil dari demografi bangsa Indonesia di masa mendatang.
Dalam dua dekade ke depan, merekalah yang akan menjalani dan bahkan memimpin masa depan Indonesia (semoga masih ada) menuju suatu keadaan yang bahkan kita sendiri - para orangtua - tidak akan pernah tahu seperti apa bentuknya.
Indonesia jelas akan memiliki apa yang disebut 'bonus demografi' - dengan kuantitas SDM yang banyak dan pada usia produktif dalam puluhan tahun ke depan. Ini menjadi anugerah sekaligus tantangan bagi negeri ini. Â Apakah mampu negara menyediakan sarana prasarana untuk mengubah kuantitas sebanyak ini menjadi generasi yang berkualitas? Atau barangkali pertanyaannya, apakah negara mau? Terdengar sinis barangkali, tapi kadangkala saat ini kita merasa negara absen dari kehidupan kita sehari-hari.
Dalam skala kecil, tentu juga menjadi anugerah sekaligus tantangan bagi para orangtua untuk mendidik dan membentuk mereka menjadi putra putri yang berguna bagi nusa dan bangsa.
Klise, tapi bukankah harapan itu yang senantiasa kita taburkan pada setiap kelahiran orang-orang terdekat dalam kehidupan kita.
Gelembung lamunan saya pun pecah ketika teriakan mereka membuncah di bouncy castle, membelah langit malam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H