Setelah anggaran penjualan tersusun, langkah selanjutnya adalah penyusunan anggaran produksi. Rencana penjualan secra lengkap harus disampaikan pada manajemen untuk dijabarkan menjadi program produksi yang sejalan dengan tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Departemen produksi berstugas untuk merencanakan produksi dan mengkoordinir pemanfaatan sumber daya yang dimilliki agar tingkat produksi yang sudah di rencanakan dapat di capai.
Anggaran produksi merupakan suatu perencanaan mengenai jumlah produk yang akan di produksi oleh perusahaan. Anggaran produksi dibuat oleh perusahaan uantuk menentukan jumlah produk yang akan di produksi pada periode tertentu. Di dalam anggaran produksi terapat rincian mengenai jumlah produk (kuantitas), jenis produk (kualitas), dan waktu kapan akan dilaksanakan produksi.
Jumlah barang yang akan dijual akan mencerminkan pendekatan yang berbeda yaitu kebijaksanaan tingkat produksi yang menekankan pada stabilitas produksi persediaan yang mengambang, dan jika kebijaksanaan ditekankan pada tingkat penjualan maka pengendalian tingkat persediaan yang mengambang. Kombinasi keduanya akan memunculkan produksi dan persediaan akan berubah dalam batas waktu tertentu.
***************
Sesuai dengan artikel sebelumnya bahwa salah satu kegunaan dari anggaran produksi adalah untuk menjaga tingkat persediaan yang memadai dengan cara mengusahakan persediaan yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Dan mengatur biaya produksi agar biaya produksi dapat di tekan seminimal mungkin.
Pada umumnya terdapat tiga pendekatan dalam menyusun anggaran produksi yaitu: (1) stabilitas produksi, (2) stabilitas persediaan, dan (3) kombinasi stabilitas produksi dengan stabilitas persediaan. Namun yang akan di paparkan dalam artikel ini yaitu penyusunan anggaran produksi menggunakan pendekatan stabilitas persediaan.
Jika manajemen produksi menetapkan kebijakan stabilitas persediaan, maka unit diproduksi dibiarkan berfluktuasi menurut persediaan yang telah ditetapkan secara stabil. Teknik membuat persediaan stabil adalah dengan cara: terlebih dahulu harus kita ketahui atau kita tentukan tingkat persediaan awal tahun dan tingkat persediaan akhir tahun. Bila diketahui antar keduanya tidak sama, maka tingkat persediaan bulanan disesuaikan secara bertahap ke arah tingkat persediaan yang diinginkan.
Kebijakan Stabilisasi Tingkat Persediaan berbeda dengan kebijakan stabilisasi produksi. Jika dalam kebijakan stabilisasi produksi yang diperhitungkan adalah hasil tingkat produksi barang jadi yang sama tiap periodenya, kebijakan ini lebih cocok diterapkan pada perusahaan yang tidak menginginkan tingkat persediaan berfluktuasi secara berlebihan setiap periode yang terdapat dalam anggaran.
Tujuan dari kebijakan Tingkat Persediaan sendiri yakni, untuk merencanakan tingkat optimal investasi persediaan dan mempertahankan tingkat optimal tersebut melalui pengendalian. Tingkat persediaan harus dipertahankan antara dua perbedaan besar, tingkat yang berlebihan akan menyebabkan biaya penyimpanan, risiko dan investasi yang berlebihan, dan di sisi lain tingkat yang tidak memadai untuk memenuhi permintaan penjualan dan produksi dengan cepat (muncul biaya kehabisan persediaan yang tinggi).
**************
Di dalam kebijakan stabilisasi tingkat persediaan, terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan besarnya tingkat persediaan barang itu sendiri, yakni :
- Daya tahan produk yang akan disimpan.
Untuk produk yang mudah rusak, tidak tahan untuk disimpan dalam jangka waktu yang lama, besarnya persediaan harus dipertimbangkan dengan cermat.
- Sifat persaingan yang dihadapi perusahaan.
Jika tingkat persaingan yang dihadapi perusahaan relatif ketat, maka persaingan untuk memberikan pelayanan untuk memenuhi pesanan menjadi prioritas. Dengan demikian diperlukan persediaan barang jadi yang relatif besar.
- Biaya-biaya yang muncul karena kebijakan persediaan seperti :
- Biaya sewa gedung
- Biaya pemeliharaan
- Biaya asuransi
- Biaya pemesanan mendadak (Extra Carrying Cost)
- Biaya kehabisan persediaan (Stockout Cost)
- Besarnya modal kerja yang tersedia.
- Pola permintaan akan produk permintaan.
- Resiko-resiko yang dihadapi perusahaan.
Resiko ini mencakup :
- Resiko yang berasal dari manusia yang umumnya timbul karena kecerobohan manusia, seperti cara pengangkatan, memindahkan, dan meletakkan barang jadi yang tidak mengikuti prosedur yang ada.
- Resiko yang berasal dari alam, terjadi di luar kekuasaan manusia (bencana alam).
- Resiko yang disebabkan karena sifat barang yang mudah rusak
************
Dari pemaparan diatas dapat kita simpulkan bahwa anggaran produksi sangat berperan penting bagi perusahaan terutama dalam menentukan jumlah produk yang akan di produksi. Dengan anggaran produksi juga kita dapat menentukan jenis produk yang akan di produksi (kualitas), jumlah produksi (kuantitas), dan waktu pengerjaan atau waktu produksi.
Anggaran produksi memiliki beberapa pendekatan, diantaranya yaitu pendekatan stabilitas produksi, stabilitas persediaan, dan kombinasi stabilitas produksi dan stabilitas persediaan. Tujuan dari kebijakan Tingkat Persediaan sendiri yakni, untuk merencanakan tingkat optimal investasi persediaan dan mempertahankan tingkat optimal tersebut melalui pengendalian.
Sumber: Di kutip dari blog Cah Medhion dengan judul artikel “pendekatan dalam menyusun anggaran produksi” http://dwimedhioen.blogspot.co.id/2013/05/pendekatan-dalam-menyusun-anggaran_4.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H