Mohon tunggu...
Abi Priambudi
Abi Priambudi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Sosiologi

Kader Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Semarang Pegiat Alam Baik, Jujur, dan Sabar Hidup Tentang Belajar dan Berproses

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN UIN Walisongo Kunjungi dan Promosikan Tempat Produksi Gerabah Tradisional Melalui Facebook

5 Agustus 2021   21:00 Diperbarui: 5 Agustus 2021   21:02 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : Luluk Farida


Mahasiswa Kelompok 3 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri Inisiatif Terprogram dari Rumah (MIT-DR) UIN Walisongo Semarang Angkatan 12 melakukan serangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat di daerah tempat tinggalnya, yakni di Dusun Kamal, Desa Kundisari, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Pengabdian atau KKN tersebut dilakukan selama 45 hari mulai tanggal 7 Juli-22 Agustus 2021.

Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah mengunjungi tempat pembuatan gerabah yang masih menggunakan peralatan tradisional. Tidak hanya kegiatan berkunjung semata, tetapi mereka juga turut mempromosikan UMKM Gerabah di Dusun Kamal melalui media sosial Facebook. Kegiatan itu dilakukan pada hari Senin, 26 Juli 2021.

Kegiatan kunjungan tersebut dilakukan dengan tetap mematuhi Protokol Kesehatan, mengingat kondisi saat ini masih berada di tengah pandemi Covid-19 dan juga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Protokol Kesehatan yang diterapkan yaitu memakai Masker, membawa Handsanitizer, menjaga jarak serta mendapat izin dari Ketua RT setempat juga pemilik Rumah Pembuatan Gerabah tersebut.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui proses pembuatan Gerabah secara Tradisional dan membantu memasarkan secara luas produk Gerabah melalui bantuan media sosial Facebook. Sebab para penjual Gerabah memerluhkan inovasi dalam melakukan transaksi jual beli.

Selain itu, para pegiat kerajinan gerabah harus memiliki ruang promosi yang lebih luas, modern. Tujuannya agar promosi barang penjualannya semakin laris dan terkenal hingga luar daerahnya. Pertimbangan lainnya adalah akibat kurang leluasanya distribusi barang dan angka keuntungan yang masih termasuk kategori minim, karena biasanya penjualan Gerabah hanya lewat bos-bos pengepul yang artinya masih menggunakan sistem ekonomi tradisional.

Bahan utama untuk membuat Gerabah adalah dengan menggunakan tanah liat atau “Lempung”. Alat-alat yang digunakan merupakan alat Tradisional yang cukup unik. Menurut Ibu Pembuat Gerabah, atau akrab disapa Lek Tos, alat utama untuk membuat Gerabah bernama “Rebot”, bentuknya bundar.

Alat lainnya yaitu Teteg, Tatap, Kisik, Batok Kelapa, Kayu yang berbentuk Kotak dan Panjang. Cara pembuatan Gerabah harus melalui beberapa tahap diantaranya, setelah “Lempung” selesai dibentuk kemudian didiamkan dan di jemur dibawah sinar Matahari agar kering dan tahap terakhir adalah proses pembakaran Gerabah dengan menggunakan Jerami.

Saat ini media sosial merupakan salah satu media yang menjadi “jembatan” pemasaran yang paling efektif. Namun belum banyak para pengrajin Gerabah di Desa Kundisari memanfaatkan media sosial dalam pemasarannya karena menurut Lek Tos, “Sudah ada pelanggan tetap yang membeli dalam jumlah banyak dengan sistem pesan terlebih dahulu”.

Kemudian dalam rangka membantu memasarkan produk kerajinan Gerabah di Dusun kamal,  Mahasiswi KKN UIN Walisongo Semarang mengajari cara berjualan secara online dan membuatkan akun Media Sosial Facebook untuk para pengrajin.

Setelah itu, mereka akan mempromosikan Kerajinan Gerabah lewat media sosial tersebut. Adapun media lain yang coba digunakan yaitu Whatsapp dan Youtube. Dalam konten yang diunggah di Youtube, para pengrajin akan mempromosikan cara pembuatan kerajinan Gerabah menggunakan alat tradisional.

Penulis merupakan Mahasiswa Ilmu Hukum, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Walisongo 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun