Mohon tunggu...
Abi Priambudi
Abi Priambudi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Sosiologi

Kader Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Semarang Pegiat Alam Baik, Jujur, dan Sabar Hidup Tentang Belajar dan Berproses

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Alam dan Budaya Bangsa

14 Mei 2020   13:40 Diperbarui: 14 Mei 2020   13:38 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Candi Gedong Songo (Arsip Pribadi)

Kekayaan budaya menjadikan Indonesia sebagai negara yang majemuk. Bangsa kita terkenal akan ragam budaya, tapi terkenal juga dengan kurangnya apresiasi terutama dari kalangan remaja. Padahal sejatinya merawat budaya asli bangsa merupakan bentuk penghargaan terhadap jasa pendahulu atau nenek moyang terdahulu. 

Dari permasalahan ini seharusnya menjadi tugas rumah kita masing-masing untuk mengenali, mencintai baru kemudian merawat dan melestarikan budaya lokal. Bukan malah bangga dengan budaya asing atau luar.

Miris, ketika masyarakat sendiri sudah meninggalkan budaya lokal, padahal sejatinya budaya kita yang kaya ini banyak yang mengharapkannya. Perlu adanya penanaman dasar cinta tanah air dan budayanya, prioritasnya untuk anak-anak sejak dini sampai remaja. Agar mereka mau mempelajari dan mengaplikasikan budaya lokal pada kehidupan sehari-harinya. 

Keseimbangan budaya harus ditanamkan kepada generasi penerus bangsa, boleh sekedar mengetahui tentang budaya luar atau asing. Namun dalam kehidupan sehari-hari perlu menerapkan dan menjalankan budaya sendiri, baik gaya berpakaian, musik dan tarian kesukaan, dsb. Kita patut menjaga produk yang kita punya, jangan sampai di rampas oleh bangsa lain.

Selain kekayaan budaya, keramahan penduduk juga menjadi karakteristik masyarakat pribumi. Negara kita kental akan menjaga adab yang baik. Sikap etika sosial yang menjujung tinggi kesopanan menciptakan keharmonisan di dalam masyarakat. Saling menghormati kepada sesama menjadi bagian dari ciri khas kepribadian masyarakat Indonesia. 

Kepribadian yang terbentuk sudah lama dan menjadi kebiasaan. Karena nilai toleransi sudah ditanamkan sejak dini oleh para orang tua. Toleransi dalam kehidupan penting dilakukan bila ingin hidup rukun dan teratur, tidak saling mencela dan melakukan dikotomi terhadap budaya lain adalah aspek utama. 

Kerukunan yang terbangun adalah hasil produk dari penanaman nilai dan norma leluhur kita kepada penerusnya. Sehingga menjadi budaya yang selalu tersematkan untuk masyarakat Indonesia. Harapannya, Indonesia akan terus dikenal sebagai negeri yang memiliki penduduk yang ramah, hangat, dan memiliki toleransi tinggi.

Begitu pun untuk kekayaan kuliner, yang masih menjadi bagian dari hasil karya budaya. Melestarikan dan memasak kuliner khas Indonesia adalah langkah terbaik untuk mengenalkan kepada generasi penerus, masakan kuliner kita kaya akan rempah-rempah serta rasanya dapat di nikmati oleh setiap orang. 

Bukti kuliner kita terkenal dengan kelezatannya adalah makanan kita terkenal hingga mancanegara, juga tercatat sebagai warisan budaya dunia. Seperti rendang, sate, rawon, dsb. Maka, cukup dengan kita memasak dan mengkonsumsi masakan khas Indonesia sudah membantu melestarikan kuliner bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun