Mohon tunggu...
Abi Permana
Abi Permana Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menulis

Bertamasya dengan Menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Demokrat Tetap bersama Prabowo

29 April 2019   00:20 Diperbarui: 29 April 2019   00:32 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tentu masih segar dalam ingatan kita pada saat awal awal penetapan Capres dan Cawapres oleh Komisi Pemilihan Umum tahun 2018 silam, sebuah tudingan miring dialamatkan kepada Partai Demokrat. Partai besutan Presiden RI ke Enam itu disebut tidak serius mengusung pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno sebagai dan bermain dua kaki dengan membebaskan sebagian kader untuk mendukung pencalonan Jokowi - Amin.

Kini, pasca pemilihan Presiden, tudingan bernada fitnah itu kembali disampaikan. Bahkan makin keras ketika sebuah surat yang dikirim oleh Ketua Umum Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono tersebar lyas dimasyarakat. Demokrat kembali dituding tidak serius mendukung pasangan Prabowo - Sandi. Padahal sebelumnya, hal itu sudah terbantahkan dengan hadirnya AHY dalam beberapa kali kampanye akbar Prabowo dan Sandi di beberapa propinsi.

AHY selaku Komandan Kogasma Partai Demokrat, yang juga ditunjuk sebagai koordinator pemenangan pemilu terlibat langsung dalam kampanye bersama Capres/Cawapres yang diusung koalisi mereka seperti di Solo, Surabaya, Banten dan banyak daerah lainnya.

Sepenuhnya, tidak ada keraguan pada sikap SBY terhadap dukungannya serta Partai Demokrat terhadap pencalonan Prabowo dan Sandiaga. Sejarah telah mencatat bahwa SBY adalah satu satunya Presiden Republik Indonesia yang memenangkan Pilpres lansung pertama kali dan berturut turut selama dua kali pelaksanaan Pilpres. Bahkan SBY bisa menorehkan rekor sebagai kandidat yang bisa meraih dukungan dan suara yang signifikan.

Terkait sikap Partai Demokrat di Pilpres dan pasca hari pencoblosan harus dibaca dengan kacamata yang jernih. SBY tentu punya pengalaman panjang baik sebagai Capres, Presiden, Capres petahana dan juga mantan Presiden dalam menyikapi hasil perhitungan sementara.

Jadi tidak ada yang salah jika saat ini SBY meminta semua pihak untuk bersabar dan menyikapi penghitungan sementara dengan hati hati dan kepala dingin. Ia jelas tidak mau proses demokrasi ini dirusak oleh emosi sesaat yang justru akan merugikan citra bangsa dan negara dimata para diplomat asing yang saat ini tengah bertugas di Jakarta.

Memang terjadi sedikit turbulensi pada Koalisi Adil Makmur. Namun berkat kedewasasan politik dan misi untuk menyelamatkan negara telah menyatukan SBY dan Prabowo untuk sama sama mengambil alih kepemimpinan nasional secara demokratis melalui mekanisme demokrasi yang telah ditetapkan.

Partai Demokrat tentu tidak akan salah melangkah dan bukanlah partai yang bermain dua kaki dengan prinsip kanan kiri oke. Sebagaimana diketahui, berkoalisinya SBY dengan Prabowo bukanlah untuk kepentingan kedua partai politik yang didirikan keduanya yaitu Demokrat dan Gerindra. Namun karena kesamaan tujuan bahwa akhir akhir ini memang terjadi kekeliruan dalam mengelola negara sebesar Indonesia.

Ada banyak alasan bagi keduanya bergandengan tangan. Salah satunya adalah persoalan ekonomi dan hukum. Soal hukum misalnya, banyaknay persoalan dan perlakuan hukum yang terkesan tebang pilih dan berat sebelah telah membuat keduanya gundah. Lalu disisi lain persoalan sosial kemasyarakatan yang kian terkesan kehilangan ke-Indonesia-anya. Untuk itulah, dalam sebuah pidato usai bertemu Prabowo di Mega Kuningan dua pekan lalu, SBY memberi sinyal ancaman keras kepada koalisi petahana bahwa mereka akan berjibaku memenangkan Pilpres April mendatang. Dan itu dibuktikan selama proses kampanye ini dengan baik dan terukur.

SBY pernah mengatakan bahwa ia sudah mencium aroma kemenangan Prabowo-Sandi dalam Pilpres 2019. SBY jelas memiliki ketajaman analisa dan insting politik SBY sangat kuat. Ia pernah menang dan tentu tahu benar cara untuk memenangkan sebuah kontestasi politik yang berat sekelas Pilpres.

Kini pasca pencoblosan, dan memasuki detik detik terakhir penghitungan suara, SBY tentu berharap bahwa semua proses harus dijalani dan diawasi dengan seksama. SBY dan Prabowo juga bukan jenderal kacangan yang tidak punya pengaruh di kalangan tokoh masyarakat bahkan militer dan bisa dikerjain begitu saja.

Keduanya tentu sudah menetapkan langkah dan strategi yang terukur. SBY sangat erat kaitannya dengan strategi. SBY dikenal sebagai ahli strategi, dengan keahlian tersebutlah dia bisa melaksanakan pemerintahannya dengan mensejahterakan orang-orang disekitarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun