Mohon tunggu...
Abioyiq
Abioyiq Mohon Tunggu... Administrasi - Pegendara Masa

Menulis menyalurkan redundansi agar tak menjadi keruntuhan diri

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kala Hati Bertarung

17 Agustus 2018   11:06 Diperbarui: 17 Agustus 2018   11:08 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepingan dunia berserakan
Menyertai dua puluh tahun perjalanan
Berliku dalam kontur takdir dan ketetapan
Disertai hujan terik getir bahagia bersahutan

Setengah jiwa meretas asa
Merangkai indah cerita kehidupan
Melahirkan, meragukan dan melahirkan
Mencengkeram lemah jemari yang putus asa

Setengah jiwa mencicil usia
Dalam kekerdilan jiwa
Tumbuh tetapi tak bertambah
Singgah tetapi tak berkesudah

Waktu terlipat seketika
Mempertemukan dua kisah yang hampir lekang
Tentang dua anak manusia
Membawa kepingan waktu dan ruang

Jemari yang lemah perlahan mengepal
Demi asa yang kembali hadir
Menyemai tawa menumbuhkan harap kekal
Mengenyahkan kesedihan di titik nadir

Tetapi tawa dan harap tak menjelma ada
Menyelinap antara ada dan tiada
Mengenyahkan kesedihan dan menghadirkannya lagi
Dikangkangi waktu yang tak bersahabat lagi

Kini waktu pongah meraja
Menyesakkan jiwa tanpa berujung
Adakah kekuatan laksana baja
Melindungi kala hati tengah bertarung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun