Mohon tunggu...
AGUS BINTORO
AGUS BINTORO Mohon Tunggu... -

PNS pada unit pemda,hobby baca termasuk yang ada di kompasiana. Banyak yang menarik di internet termasuk di kompasiana. Ternyata saya harus banyak belajar...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ingatkan

24 Mei 2011   16:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:16 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Azab dari Tuhan itu apabila yang ditimpa musibah dalam keadaan meninggal tanpa bisa bertobat.Sedangkan yang ditimpa musibah masih bisa selamat walaupun umpamanya ada bagian tubuh yang hilang tetap itu bukan azab dari tuhan.Karena orang tersebut masih bisa punya peluang untuk bertobat atau melanjutkan perbuatannya yang lebih zholim ( karena pasti walau berbuat yang dilarang tuhan tak ingin nyawa hilang betulan).Keadaan orang yang ditimpa musibah masih bisa selamat namanya mendapat peringatan atau ujian hidup dari tuhan.Dan bisa saja musibah itu secara kasar kedengaran atau kelihatan dari Alam. Namun bisa saja musibah yang kita alami itu datang dari manusia.

Kalau Tuhan berkehendak terjadi memberi ijin maka musibah menimpa manusia. Musibah bisa saja menimpa satu orang, keluarga, RT, Kelurahan, Kecamatan, propinsi dan negara. Bahkan mau dibikin kiamat oleh Tuhan hari ini saja bisa terjadi.

Kita pernah dijajah oleh bangsa Portugis, Inggris, jepang dan Belanda. Bahkan Belanda menjajah kita menurut guru yang paling lama yaitu 3 1/2 abad (berapa generasi manusia ya ?). Penjajahan itu musibah dari manusia (bangsa lain) ke bangsa kita. Siapa yang paling bertanggungjawab untuk memulai gerakan merubah nasib bangsa kita pada saat dijajah ?

Benar, untuk merubah nasib suatu suku atau bangsa yang diijinkan oleh Tuhan adalah kesungguhan amal perbuatan yang mengarah ke perubahan harus dibuktikan oleh suku atau bangsa itu sendiri. Namun siapa yang paling bertanggungjawab untuk memulai gerakan merubah nasib bangsa kita pada saat dijajah ?

Untuk itu perlu kita lihat sejarah lagi. Kenapa tanggal 20 Mei di negeri kita dijadikan hari Kebangkitan Bangsa Indonesia ? Karena itu berkaitan dengan Organisasi Budi Utomo. Dimana cikal bakal perjuangan bangsa Indonesia dimulai secara organisasi. Dan perjuangan itu akhirnya melibatkan rakyat pada waktu itu. Akhirnya berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa bangsa ini memproklamirkan sebagai bangsa yang merdeka.

Organisasi Budi Utomo itu hanya sekumpulan priyayi. Hingga ada orang keberatan kebangkitan bangsa ini dikaitkan dengan organisasi ini. Maka timbul tanda tanya dimulai dari rasa ragu kita, Apakah tepat tanggal 20 Mei sebagai hari kebangkitan nasional (?).

Saya sudah bertanya kesana sini, diwaktu saya berada di world of the mind.Akhirnya kita harus hakkul yakin bahwa perjuangan itu butuh pengorbanan. Apalagi perjuangan untuk lepas dari musibah (kalau dibiarkan terus musibah bisa jadi azab) maka siapa yang bisa memberikan pengorbanan ? Tentu hanya yang kaya. Jangan harap kita mulai pada waktu itu dari orang yang paling bodoh. Jangan harap kita mulai dari anak yatim pada waktu itu. Jangan harap kita mulai dari orang miskin pada waktu itu. Jadi sangat tepat jika tuhan memberikan kesempatan (paling bertanggung jawab) kepada organisasi Budi Utomo.Betul, tepat sekali organisasi priyayi ini harus memulai kebangkitan bangsa kita pada waktu itu.
Karena kepriyayian mereka menunjukan lebih kaya harta, kaya ilmu dan kaya hati untuk bekorban.

Sedangkan musibah yang melanda negeri kita dari alam dan manusia pada saat ini tak mungkin dengan minta tolong priyayi yang berkaitan dengan organisasi Budi Utomo.Karena yang diuji Tuhan dengan musibah pada saat ini adalah kita.Kalau yang kaya pada saat ini tak memiliki kaya hati untuk bekorban sebagai gerakan memulai melawan musibah maka musibah yang dihadapi bangsa ini akan menjadi azab.

Tak perlu main tunjuk siapa yang kaya? Wong cilik pasti akan bantu. Wong cilik tahu balas budi. Wong cilik udah kangen berat dengan kemunculan satria yang menyembunyikan kekayaan (satria piningit). Wong cilik pasti bekobar sepak terjang dalam menghadapi musibah jika satria piningit udah muncul jadi ratu adil (Sosok yang memberikan kekayaan di jalan tuhan agar wong cilik dapat bersyukur).

Apakah hutang bangsa kita menjadikan kita cilik hati? Kita merasa permasalahan yang kita hadapi begitu banyak datangnya sehingga wajar jika menumpuk menggunung dengan sedikit yang mampu kita selesaikan. Kita merasa permasalahan yang dibuat pendahulu turut membebani belum ditambah permasalahan yang dibuat kita sendiri yang hanya sedikit mampu ditangani.Apakah wajar jika kita terjebak dalam pola buruk generasi yang terdahulu dan bahkan membangkan untuk mendapat pemakluman ?

Tuhan telah tampakan musibah untuk kita dari daratan dan lautan juga dari dalam dan luar negeri agar kita kembali menjadi taat. Dan Tuhan berikan musibah yang belum pernah diujikan kepada pendahulu kita agar tak menjadi sombong. Apakah kita tidak tahu bahwa permasalahan ini bukan milik budi utomo, bukan milik Bung Karno, Bukan Milik Suharto, Bukan Milik Gusdur tetapi milik kita. Kebanyakan kita terkagum dengan kalimat "Anakmu bukanlah milikmu tetapi anakmu adalah milik masa depan" sampai kita terpesona lupa diri.

Astagfirulloh.... maafkan saya. Ratu adil ,ingatkan saya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun