Mohon tunggu...
Lukmanul Hakim
Lukmanul Hakim Mohon Tunggu... Jurnalis Warga (JW) cbmnews.net, Divisi OSDM Panwascam Larangan, Koord. JW Belik Kab. Pemalang -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk Perubahan - Jangan Pernah Berhenti untuk Belajar - Selalu Semangat dan Berkarya melalui ide dan gagasan yang dituangkan dalam tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ngabuburit Favorit, Ya di Masjid

24 Mei 2018   17:07 Diperbarui: 24 Mei 2018   17:12 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara soal ngabuburit, istilah itu muncul saat di bulan Ramadhan yang mengandung arti melakukan kongkow atau berada di suatu tempat sambil menunggu datangnya berbuka puasa. Dari kata "ngabuburit" kita sudah bisa menilai bahwa itu bukan asli bahasa Indonesia, namun dari bahasa daerah. Yah, betul, kata "ngabuburit" berasal dari bahasa Sunda. 

Dilansir dari media infobandung.id, istilah Ngabuburit berasal dari bahasa sunda. Kata 'burit' (yang berarti  senja, sore, atau bisa juga magrib) yang di tambah imbuhan 'nga' dan  dengan pengulangan awal kata nya sehingga menjadi 'nga-bu-burit' atau  menunggu waktu 'burit'. Dan seiring berjalannya waktu, kata ini sudah  menjadi istilah atau kata dalam bahasa Indonesia.

Berbagai cara dilakukan orang untuk beraktifitas sambil menunggu datangnya berbuka Puasa, dengan kumpul bersama teman, mengunjungi tempat-tempat favorit, berkeliling Pasar Ramadhan membeli Takjil dan masih banyak lainnya. Soal ngabuburit yang favorit, sebetulnya penulis lebih memilih sebagai tempat ngabuburit yang favorit. Sejalan dengan makna "ngabuburit" itu menunggu senja atau adzan maghrib, maka yang pas untuk tempat ngabuburit adalah di masjid.

Kenapa Ngabuburit di Masjid ? 

(innnayah.com)
(innnayah.com)
Alasan yang utama, di Masjid biasanya mengadakan kegiatan jelang berbuka dengan ceramah kajian oleh Mubaligh. Hal ini, sangat pas untuk menambah khazanah pengetahuan keislaman kita, apalagi di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini. Selain itu, mendapat takjil gratis, sehingga pemilihan Masjid sebagai tempat favorit ngabuburit tidak menguras kantong untuk beli ini itu atau mempersiapkan makan untuk berbuka.

Hal yang perlu menjadi pertimbangan, ngabuburit di Masjid bisa bermakna dan bermanfaat, daripada memilih lokasi-lokasi yang jauh apalagi ngabuburit bersama "sang pacar", wah nanti malah jadi batal puasanya, Bahayyaa. Untuk mengantisipasi hal itu, ngabuburit yang positif adalah di Masjid.

Ironis, Ngabuburit Remaja Zaman Now

dokpri
dokpri
Istilah ngabuburit memang disematkan bagi para remaja yang meluangkan waktunya untuk menunggu berbuka puasa, namun yang terjadi adalah tidak sedikit pasangan muda-mudi yang berboncengan, bukan muhrim ngabuburit bersama dan seringkali mengumbar kemesraan di ruang terbuka seolah suami istri, padahal status masih pacaran.

Untuk itu, orang tua mesti jeli, ketika anak perempuannya di ajak laki-laki lain untuk jalan-jalan ngabuburit. Jangan sampai justru ngabuburit membawa kepada kemudhorotan. Orang tua harus menjaga agar anaknya tidak gampang dibawa oleh lelaki lain. Meski dengan alasan jalan-jalan puasa.

Di kota-kota, memang banyak berkumpul remaja ngabuburit bersama pasangannya, seolah mereka bebas bercanda tanpa batasan syariat. DI bulan Ramadhan semestinya bisa menjaga pandangan. Namun, justru dengan ngabuburit seringkali mata tidak terjaga.

Ngabuburit yang utama adalah dengan bertadarus Al Qur'an, mendengarkan pengajian, itu hal yang positif yang bisa mendapatkan pahala, daripada harus keluar rumah, mengeluarkan banyak ongkos dan tenaga. Ayo kita ubah image "ngabuburit" menjadi kegiatan yang positif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun