Mohon tunggu...
Lukmanul Hakim
Lukmanul Hakim Mohon Tunggu... Jurnalis Warga (JW) cbmnews.net, Divisi OSDM Panwascam Larangan, Koord. JW Belik Kab. Pemalang -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk Perubahan - Jangan Pernah Berhenti untuk Belajar - Selalu Semangat dan Berkarya melalui ide dan gagasan yang dituangkan dalam tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Produsen Susu Kental Manis Menghilangkan Kata "Susu" di Kemasannya

5 Mei 2018   20:19 Diperbarui: 7 Mei 2018   12:05 13748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Creamer bahan utamanya adalah vegetable oil/fat, hydrolyzed starch dan protein susu. Atau seperti dari Lauric (inti kelapa/sawit) dan non lauric (minyak sawit).

Sehingga, saat ini kita jangan menyebut susu lagi, tapi creamer, begitu juga jangan sebut susu cokelat lagi, tapi Cokelat saja.

Ini sikap yang pantas diapresiasi, ketika diberi masukan oleh media lain dan mengungkap kandungannya yang ternyata bukan susu, namun lebih banyak kandungan gulanya. Perusahaan tersebut berani mengubah desain logonya menjadi sesuai apa yang dipasarkan.

Begitu juga, kalau kita melihat di iklan susu bendera cokelat maupun kental manis, yang terbaru saat ini kalau kita mau jeli dan teliti. Tidak ada kata "susu"-nya, namun krimer dan cokelat saja.

Sikap seperti itu semestinya bisa dicontoh oleh perusahaan lainnya yang memproduksi krimer dan cokelat namun masih disandingkan dengan susu. Harus diikuti oleh perusahaan lainnya, bahwa apa yang mereka pasarkan sesuai dengan kenyataannya, bukan dengan jualan "susu" namun sejatinya dia jualan krimer dan cokelat.

Menurut media JPNN, bahwa berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi diabetes di Indonesia cenderung meningkat, yaitu dari 5,7 persen pada 2007 menjadi 6,9 persen di 2013. Hal ini terkait anjuran minum susu kental manis dua kali, padahal satu gelas mengandung dua sendok gula. mengkhawatirkan bisa berdampak diabetes dan obesitas. Diabetes juga tercatat sebagai pembunuh nomor tiga di Indonesia. 

Mungkin data itu juga yang menjadi pertimbangan perusahaan susu bendera menghilangkan kata susu di dalam kemasan terbarunya. Dengan tegas, Kemenkes tegaskan bahwa susu kental manis itu berbahaya buat anak-anak. Informasi lebih jelasnya bisa klik DI SINI

(sumber: @jpnncom)
(sumber: @jpnncom)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun