Mohon tunggu...
Lukmanul Hakim
Lukmanul Hakim Mohon Tunggu... Jurnalis Warga (JW) cbmnews.net, Divisi OSDM Panwascam Larangan, Koord. JW Belik Kab. Pemalang -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk Perubahan - Jangan Pernah Berhenti untuk Belajar - Selalu Semangat dan Berkarya melalui ide dan gagasan yang dituangkan dalam tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Masa Lalu dalam Satu Genggaman

26 April 2018   13:07 Diperbarui: 26 April 2018   13:10 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto diambil pada tahun 2003 di Kali Pemali Glonggong Brebes (Dokumentasi Pribadi)

SObat Kompasiana yang selalu excited, masa lalu seringkali menjadi kenangan tak terlupakan. Apalagi momen-momen itu terbingkai dalam dokumentasi baik foto maupun video. Melihat wajah kita 10 atau 20 tahun lalu akan mengenang masa-masa itu. 

Kenangan indah maupun pahit akan muncul seketika saat memandangi foto memori yang kita lihat di album atau di media sosial yang diupload oleh teman SMA kita 15 tahun yang lalu.

Saat ini, mungkin sudah ada yang sukses menjadi Polisi, pejabat, pegawai negeri Sipil, pedagang dan profesi lain. Seketika kita akan teringat masa-masa bersama dengan mereka. Dalam satu ruang kelas, becanda dan berbagi rasa. 

Tidak dipungkiri, media sosial terutama Facebook sangat membantu untuk menemukan teman lama kita yang puluhan tahun tak bersua. Ada kebahagiaan tersendiri tentunya bisa bertemu mereka di media sosial.

Komunikasi yang dialami penulis sebelum muncul Facebook, menggunakan akun Friendster. Disitu bisa menemukan beberapa teman lama di Sekolah atau teman bermain masa kecil. Tentunya, kalau mereka menggunakan jaringan Friendster.

1. Friendster

Sekitar tahun 2005, penulis mulai menggunakan Friendster dengan jejaring teman-teman SMA. Tentu tidak seperti Facebook yang saat ini mudah dimiliki oleh masyarakat lintas generasi dan pendidikan. 

Saat itu, model handphone pun masih jadul seperti Nokia 3310, 3315, hanya orang tertentu yang memiliki handphone dengan layanan internet. Sehingga, solusinyamakin menjamurnya warung internet alias warnet yang menjadipilihan utama agi berbagai kalangan.

Dengan friendster, komunikasi bisa terjalin dan melihat aktivitas pemilik akun melalui foto-fotonya. Untuk komunikasi selanjutnya, setelah bertemu di Friendster, maka penulis bersama teman-teman saat berkomunikasi menggunakan yahoo messenger. Sebelum munculnya ada Facebook messenger. 

2. Yahoo Messenger (YM)

Sebelum ada LINE, WeChat, Whatsapp, Facebook Messenger, sudah ada terlebih dahulu Yahoo Messenger sebagai komunikasi chat yang sangat eksis pada zamannya. Penulis pun menggunakan Yahoo messenger saat berkomunikasi dengan teman-teman SMA, bahkan bisa Video Call melalui YM. 

Menarik mungkin untuk perkembangan saat ini, dahulu hanya bisa menggunakan Camcorder atau kamera depan yang dipasang di PC Warnet., namun saat ini berbagai aplikasi sudah compatible dengan video call yang hanya dalam satu genggaman yakni Smartphone. Berbagai aplikasi pun mengalami perkembangan, kalau dahulu hanya LINE, namun video call merambah ke Messenger Facebook dan juga Whatsapp.

3. Facebook

Sekitar tahun 2007, penulis mengetahui ada aplikasi Facebook dari pemilik tempat bekerja, Dian Mart Larangan, Ani Susilowati. Beliau memperkenalkan ada aplikasi Facebook. Sehingga, penulis mencoba membuat akun yahoo.co.id dan membuat akun FB, teman pertama Facebook penulis adalah bos nya sendiri saat penulis sebagai karyawan minimarket Dian Mart.

Dari situ kemudian, penulis mencari teman-teman MI, SMP, SMA melalui facebook di pencarian. Yang menggunakan nama asli, langsung bisa ditemukan. Aktifitas hampir tiap hari ke Warnet untuk bermain facebook, sudah banyak teman yang ditemukan dan sangat bahagia melihat keberadaan dan aktifitas mereka.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Saat itu, tahun 2007 belum banyak yang memiliki akun FB, berbeda dengan sekarang yang hampir setiap orang memiliki akun FB. Tentu, ini merupakan kemajuan yang bagus, meskipun ada sisi positif maupun negatif bagaikan pisau bermata dua. 

Intinya, niatkan dalam bermain FB itu untuk menambah pertemanan, komunikasi dengan kawan lama atau baru. Jangan menjadikan FB sebagai ladang kemaksiatan dan penipuan. Kita mendengar banyak kasus yang terjadi karena penipuan di FB.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Untuk itu, marilah kita bijak dan cerdas menyikapi media sosial, jangan mudah terprofokasi atas postingan di media sosial, karena bisa jadi hal tersebut tidak bisa dipertanggungjawabkan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun