Mohon tunggu...
WAHID HASIM
WAHID HASIM Mohon Tunggu... Guru - Baca dan baca lalu tulislah

Guru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membumikan Makna Simbolik Ritual Ibadah Haji

10 Juni 2024   21:54 Diperbarui: 10 Juni 2024   23:01 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ibrahim adalah bapak , dari keturunan Ibrahim ini lahir tiga agama, yaitu Yahudi, Nashrani dan Islam, ketiganya agama mengedepankan monoteisme dalam beragama. Titik temu dari ketiga agama ini adalah monoteisme dalam beragama.. ibadah Haji tidak bisa terlepas dari perjalanan hidup nabi Ibrahim. Simbol-simbol ibadah Haji itu adlah produk perjalanan spiritual nabi Ibrahim AS. Seluruh simbol dalam ibadah Haji sangat syarat makna yang dalam tentang proses perjalanan menuju Tuhan. Menurut Ali Syari'ati salah seorang cendekiawan Iran  dalam bukunya Haji, beliau memberikan interpretasi yang sangat mendalam tentang makna ritual dalam pelaksanaan ibadah Haji

Diantara simbol Haji yang punya keterkaitan dengan eksistensi manusia sebagai makhluk ruhani antara lain, Pakaian Ihram, adalah pakaian yang wajib dipakai oleh setiap jama'ah haji .pakaian ini menjadi simbil bahwa manusia itu sama dihadapan Allah SWT. kenapa dengan pakaian simbol persamaan dihadapan Tuhan?, karena biasanya pakaian bisa menjadi pembeda status sosial. Antara jendral dan kopral bedanya hanya pakaian yang dikenakannya, pejabat dan rakyat jurang pemisahnya adadi pakaian yang dikenakan. Hakim, Polisis, Tentara dan semua profesi yang letak perbedaanya hanya dipakaian. Pendukung dan pengurung parpol kadang sampai bentrok dikarenakan perbedaan warna pakaian. Ketika semua berhaji, semua pakaian kebesaran ditanggalkan, segala atribut yang menempel dilepas, semua warna warni pakaian yang menunjukan status sosial apapun dicopot diganti dengan sehelai pakaian putih. Tidak lagi nampak mana jendral, mana kopral. Mana rakyat mana pejabat, mana sikaya dan simiskin. Tak lagi terlihat staus sosial ketika lagi mengenakan pakaian Ihram. Pakaian Ihram mengisyaratkan persamaan manusia di hadapan Allah SWT Tuhan semua manusia.. Allah SWT tidak melihat kesalihan hambanya karena status sosial yang ditandai dengan  pakaian yang dikenankannya. Allah melihat kesalihan manusia hanya karena takwanya. Tidak ada manusia yang paling mulia disisi Allah SWT. kecuali yang paling takwa diantara manusia lainnya.

Dari kontekstualisasi pemahaman simbol diatas menjadi titk balik kesadaran manusia untuk tidak bersifat sombong. Bagaimana mau membusungkan dada, manusia  sama dihadapan Allah SWT. Belum tentu kopral yang berpangkat rendah tidak lebih mulia dari sang jendral bintang lima di hadapan Allah yang Maha Kuasa, karena ketakwaannya bukan pakaiannya. Siapa sangka si miskin dengan pangkaian compang camping derajatnya tidak lebih tinggi dari si kaya harta. Pakaian Ihram akan selalu selalu mengingatkan manusia akan kebesaran Allah Yang Maha Besar.

Thawaf adalah gerakan mengelilingi ka'bah. Thawaf adlah simbol pergerakan menuju Tuhan dan  menyatukan/ memfokuskan pikiran dan tubuh hanya kepada Dia, dengan ekspresi tunduk, rendah hati, bersahaja dan pasrah total kepada-Nya, karena manusia dan semesta raya diciptakan Tuhan. Ini selaras dengan ajaran tasawuf falsafi, " Yang ada hanya Dia , selain Dia tak ada. Dan semesta adalah manifestasi Dia". Berputarnya waktu seiring dengan perjalanan hidup  diisi dengan aktifitas ibadah yang semakin meningkat. Semakin jauh langkah kita menjalani hidup ini maka kualitas ibadah kita harus menambah kedekatan diri kita kepada sang khalik -- Allah SWT.

Sa'i, berlari kecil antara Safa dan Marwah. Mengingatkan dua hal. Pertama, perjuangan seorang perempuan yang tak kenal lelah mencari sumber kehidupan manusia, yakni air bersih dan sehat -- zam zam, sekaligus mengajak manusia untuk mengingat bahwa perempuan adalah ibu manusia. Kedua, menjalani hidup diperlukan semangat untuk menjalani proses  mewujudkan  cita-cita yang diharapkan. Ingin mencapai kesusksesan perlu semangat keras mewujudkannya. 

Wukuf di Arafah, sebagai puncak dari ibadah Haji. Al hajju 'Arafah, Haji itu adalah 'Arafah . Wukuf di 'Aarafah juga menjadi rukun haji yang paling esensial, Hal ini senada dengan hadis yang diriwayatkan oleh Abdurrahman bin Ya'mar, "Dari sahabat Abdurrahman bin Ya'mar ra, aku menyaksikan Rasulullah saw.didatangi para sahabat . mereka bertanya perihal Haji , Rasulullah saw menjawab, "Haji itu Arafah. Siapa saja yang mendapati malam Arafah sebelum terbit fajar malam Mudzalifah (malam Idul adha) , maka sempurnalah hajinya"


Kata wukuf berarti berdiam diri atau berhenti dalam keadaan ihram untuk melakukan perenungan diri. Sedangkan kata arafah berari naik mengenali Mengenali jati diri manusia, siapa diri ini, darimana manusia berasal, dan hendak kemana manusia akan kembali. Wukuf di Arafah adalah hadirnya jamaah Haji secara fisik di padang Arafah. Sementara jiwa dan spiritual jamaah hadir berjumpa dengan Allah SWT. Momen di padang arafah juga menjadi refleksi atas yaumul mahsyar .

Melempar jumrah, adalah proses jamaah haji melempar dengan kerikil yang jumlahnya telah ditentukan. Lempar jumroh menjadi simbol ekspresi jihad (perjuangan) melawan dan menyingkirkan hawa nafsu, bujuk rayu setan yang berusaha menggoda dan menggelincirkan manusia dari mengabdi kepada Ilahi. 

Demikian sekeluminr penjelasan tentang makna simbolik ritual ibadah Haji. Simbol itu sangat penting sebagai penyederhana untuk menerjemahkan nilai-nilai agama dan lebih dari itu agar dapat dibumikan dalam kehidupan sehari-hari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun