Mohon tunggu...
WAHID HASIM
WAHID HASIM Mohon Tunggu... Guru - Baca dan baca lalu tulislah

Guru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ikhtiar Guru Mencerdaskan Anak Bangsa

8 Juni 2024   09:28 Diperbarui: 8 Juni 2024   09:32 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ikhtiar Guru Mencerdaskan Anak Bangsa

Ahli bijak mengatakan bahwa : "Metode itu lebih penting darpada materi, akan tetapi  guru lebih penting dari metode, namun dari semua itu  jiwa seorang guru lebih penting". Ungkapan  diatas tentunya tidak berlebihan, bila kita menilik untuk menjadi seorang guru yang dapat mengantarkan muridnya dari nol pengetahuan sampai bisa melek pengetahuan. Banyak cobaan dan ujian yang harus diterima oleh seorang guru, disamping kompetensi kepribadian yang harus dimiliki oleh para guru.

Guru yang dapat mengantarkan anak didiknya menjadi orang -- orang sukses pada dasarnya adaah guru profesional.Menurut DR.Amiroh, M.Pd., "guru profesional adalah mereka yang mengajarkan materi pelajaran kemudian dia sendiri yang mempraktekannnya terlebih dahulu" . Guru profesional dituntut memiliki beberapa kriteria  yang harus ada pada dirinya.

Pertama; niat. niat yang tulus harus ditanamkan dalam lubuk hati seorang guru. KH. Maemun Zubaer yang akrab disapa dengan mbah Maemun mengatakan bahwa untuk menjadi menjadi guru tidak usah memiliki niat  menbuat pintar murid, melainkan niatkan untuk mendidik dan menyampaikan ilmu. Seorang guru yang terbesit dalam hatinya bahwa ia harus menjadikan murid -- muridnya pintar,  itu bukanlah niat yang salah tapi bisa berbahaya. Karena apabila siswanya   dikemudian hari tidak berhasil menjadi pintar, bisa jadi seorang guru akan emosi dan kecewa. Bahkan - Guru banyak yang sudah kecewa sebab telah mengeluarkan seluruh peluh dan kemampuannya utuk mengajar anak didiknya, maksud hati ingin mencerdaskan murid-muridnya, tapi usahanya terbentur pada kemampuan masing-masing siswa yang beragam. Dalam benak pikiran guru siswa yang diajarnya harus pintar, maka ketika mendapati siswa yang lambat pahamnya atau bahkan tidak paham-paham meski dijelaskan berkali-kali atau bahkan ketika dijelaskan tidak paham sama sekali, guru akan marah, keluar ucapan yang tak pantas terucap dari seorang pendidik atau mungkin akan melakukan tindak kekerasan.

Guru harus memiliki niat yang tulus dalam mengajar dan mendidik anal-anaknya. Apakah anak-anak kita jadi pintar atau tidak kita serahkan kepada  Allah SWT yang memiliki otoritas menjadikan anak -- anak didik kita pintar atau tidak, diiringi dengan doa supaya anak-anak yang kita didik dan kita ajar diberi hidayah untuk bisa jadi anak-anak yang diberikan kemudahan memahami dan bermanfaat ilmunya.

Tanamkan dalam hati yang terdalam bagi setiap guru. Mengajarkan pengetahuan kepada para siswa tidak ada tujuan lain -- selain usaha dahir agar para siswanya melek pengetahuan sehingga kelak mereka bisa menjadi orang-orang yanng berilmu dan menjadi orang -- orang yang benar. Niat sejatinya menyiratkan doa  guru  yang harus dilakukan dalam mendidik murid-muridnya, sehingga murid-murid yang dididik dapat menjadi lebih baik dan mendapat hidayah Nya.

Menjadi seorang guru merupakan tugas yang amat mulia dan sangat dianjurkan dalam Islam. Hal itu karena guru tidak hanya memiliki tanggungjawab mengajarkan ilmu dan pengalaman kepada para muridnya semata, melainkan juga karena masa depan suatu peradaban bangsa ditangan para guru. Bahkan didalam pesan moral agama islam disebutkan, sebaik-baik manusia adalah  mereka yang senantiasa terus belajar dan mengajarkan ilmu dan pengetahuannya kepada orang lain.

Kedua; materi pelajaran yang disampaikan. Seorang guru yang akan mengajar tentunya sudah jelas dan paham betul dengan materi  yang akan disampaikannya. Materi menjadi bagian penting dalam proses belajar mengajar. Karenanya seorang guru dituntut untuk memahami betul materinya. Misalnya materi akhlak, maka guru harus tahu apa itu definisinya, baik segi bahasa maupun istilah. Macam -- macam akhlak, kenapa harus berakhlak, bagaimana akhlak yang baik dan buruk serta berbagai hal yang berkenaan dengannya harus akan dikemas dalam materri pelajaran akhlak.  

Ketiga; kompetensi. Menurut Sudarmanto, kompetensi adalah faktor kemampuan guru dalam menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan keahliannya ternyata jauh lebih penting dari materi yang disampaikan

Keempat metode - Metode itu lebih penting darpada materi.....ini menunjukan bagaimanapun lengkapnya materi, jelasnya materi masih ada yang kurang tanpa metode yang paling efektif . seorang guru akan menyampaikan materi yang akan disampaikan melihat siswa siswinya. Karena itu dalam kurikulu yang terbaru, yaitu kurikulum Merdeka seorang guru sebelum melakukan asesmen awal agar mendapat potret awal profil semua siswanya. Dari gambaran awal ini sang guru dapat menentukan metode yang tepat agar materi yang akan disampaikan dapat dipahami semua siswanya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun