Siapa yang nggak tau wisata Gunung bromo, salah wisata yang terkenal di Jawa Timur, destinasi wisata yang mengandalkan keindahan alamnya yang masih asri. Tak hanya dikenal oleh para traveler Indonesia, keindahan ikon pariwisata Jawa Timur ini bahkan dikenal sampai manca Negara lho.Â
Bisa dibuktikan dengan pengunjung wisata alam ini tak hanya warga +62 saja namun banyak juga turis dari berbagai manca Negara mengunjungi Salah satu Gunung yang masih aktif di Indonesia ini. Wisata Gunung yang memiliki ketinggian 2.329 mdpl ini terletak di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru tepatnya di perbatasan 4 wilayah kabupaten yakni Lumajang, Pasuruan, Malang, Dan Probolinggo.
Saya sebagai warga local di kawasan kaki Gunung Bromo, sedkit bercerita nih tentangi cerita rakyat mengenai Gunung Bromo. Menurut suku tengger (suku asli yang berada dikawasan kaki Gunung Bromo) Gunung bromo berasal dari kata Brahma yang berarti dewa pertama agama hindu dalam bahasa sanskerta.Â
Suku tengger sendiri diyakini awal mulanya berasal dari legenda Roro Anteng dan Joko Seger dan di ambillah kata "Teng" akhiran nama dari Roro Anteng dan "Ger" akhiran nama Joko Seger.
Yang konon katanya Joko Seger dan Roro Anteng ini terikat hubungan asmara namun suatu hari Roro Anteng karena kecantikannya, ingin dipinang oleh seseorang  yang terkenal sakti dan kuat, dengan berat hati Roro Anteng menyetejui nya namun dengan syarat ia ingin dibuatkan lautan di tengah tengah Gunung dalam waktu  satu malam.Â
Yang mana hal tersebut dianggap tidak mungkin terpenuhi, dengan keinginan Roro Anteng kembali ke pelukan Joko Seger.
Dengan kesaktian yang di miliki, pelamar tersebut mngerjakan menggunakan batok (tempurung kelapa) untuk menyelesaikan, singkat cerita syarat tersebut hampir di tuntaskan, Roro Anteng yang tidak ingin lepas dari Joko Seger memiliki niat untuk menggagakan syarat tersebutÂ
dengan cara ia membuat seolah olah fajar telah tiba dengan membangunkan ayam agar segera berkokok serta membuat cahaya dengan membakar gabah padi sehingga Nampak seperti cahaya fajar.
Melihat hal tersebut sang pelamar merasa kesal karena kegagalannya sehingga ia melemparkan batok yang ia gunakan dan jatuh tepat disamping Gunung bromo, dan berubah menjadi Gunung yang sampai sekarang dinamai Gunung batok. Oleh karena itu Roro Anteng dan Joko Seger melanjutkan hubungannya dan membangun pemukiman di sekitar kawasan kaki Gunung bromo dan sampai sekarang dijuluki sebagai kawasan suku Tengger.
Mendengar cerita tersebut pasti kalian para traveler seakin tinggi gairah menginjakkan kaki di kawasan Gunung Bromo. Buat kalian yang ingin berwisata ke kawasan Gunung Bromo sudah di buka oleh Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru sejak tgl 24 Mei 2021 lho. Setelah ditutupnya akibat pandemic COVID-19 Gunung bromo dapat kembali dikunjungi.
Jika ingin berkunjung ke kawasan Gunung Bromo kalian harus memberi tiket terlebih dahulu yakni melalui website resmi Bromo Tengger Semeru, dengan harga mulai dari Rp 29ribu/ orang, di hari libur Rp 34ribu/orang, kendaraan yang akan dibawa harus kendaraan jeep yang siap disewakan oleh petugasÂ
Taman Nasional bekerja sama dengan warga local, untuk menghindari problem saat di trek Gunung bromo dan mnanggulangi padat kendaraan d kawasan Gunung Bromo. Kisaran harga penyewaan jeep kapasitas lima sampai enam penumpang sekitar Rp500.000-Rp600.000 .
Ada juga yang membuka jasa Open Trip kawasan gununng Bromo dengan kisaran harag Rp300.000-Rp500.000 per orang tergantung fasilitas yang diberikan.
Terdapat beberapa titik yang sering dikunjungi wisatawan, termasuk saya juga sering mengunjungi tempat ini yakni pertama portal masuk area Gunung Bromo via Lumajang dan Malang, tempat ini menyajikan kawasan Gunung Bromo dari ketinggian,
lalu bukit teletubis padang savana yang luas, setelah itu melewati lautan pasir, padang pasir yang menemani perjalanan ke kawasan puncak Bromo,
Dan tentunya puncak Gunung Bromo, kita bisa mendaki keatas puncaknya dan melihat pemandangan sekitar area Gunung Bromo dan melihat gagahnya Gunung Batok tepat disamping Gunung Bromo.
Untuk mendaki ke puncak gunung bromo tidak perlu takut kecapean karena ada ojek kuda, harga yang ditawarkan tidak terlalu mahal dengan experience yang akan kita dapatkan saat menunggangi kuda di Gunung Bromo sekitar Rp50.000 atau bisa lebih sesuai dengan seberapa jauh jalan yang ditempuh.
Dan juga untuk kalian yang lupa membawa perbekalan makanan dan minuman di kawasan Gunung Bromo juga banyak warung yang berjualan, serta tak lupa juga tersedianya fasilitas musholla dan kamar mandi di kawasan tersebut.
Gimana nih para traveler?, masa iya nggak ada niatan buat healing di Gunung Bromo!