Mohon tunggu...
ABI NAHLA
ABI NAHLA Mohon Tunggu... -

Bacalah...!!! Dengan nama Tuhanmu yang menciptakan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Teroris Mengancam... Waspadalah!!

31 Mei 2011   18:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:00 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah menjadi kebiasan di negeri ini, apabila ada isu yang menggoyang pemerintah maka opini publik akan dialihkan kepada isu terorisme.  Isu paling up to date adalah isi sms yang sangat menghebohkan sampai2 SBY menggelar jumpa pers untuk menanggapi isu tersebut. Konon katanya, sms ini dibuat oleh M. Nazarudin, mantan Bendum Partai Demokrat yang sakit hati karena dipecat "majikannya". Terlepas benar tidaknya pengiriman SMS itu oleh Nazarudin dan content-nya, opini publik sudah terlanjur mengetahui bahwa ada yang tidak beres di tubuh pemerintah. Dan biasanya, apabila pemerintah sudah tersudut di pojok ring, maka isu terorisme menjadi senjata andalan pemerintah untuk meng-counter isu tersebut.

Mari sejenak menengok ke belakang. Tahun 2009, tepatnya bulan Juli terjadi bom JW. Marriot Jilid II. Pengeboman ini terjadi di saat pemerintah diguncang isu kecurangan pada Pemilu 2009. Dari mulai isu penggelembungan suara sampai mobilisasi pemilih siluman. Dan tiba-tiba isu kecurangan Pemilu menghilang saat bom meledak.

Isu terorisme kembali muncul saat century gate ramai diperbincangkan oleh seluruh masyarakat bahkan sudah sampai pada pembahasan di tingkat Panitia khusus (pansus century). Gembong teroris the most wanted, Dulmatin ditembak mati oleh Densus 88. Padahal saat itu, Hasil Pansus Century yang dikukuhkan dalam Paripurna DPR baru saja menyatakan ada masalah dalam bailout Bank Century. Wapres Boediono dan Menkeu Sri Mulyani pun dinilai sebagai pihak yang harus bertanggung jawab.

wallahua'lam...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun