Semenjak Napoleon Bonaparte diasingkan di Pulau Elba, negara Uni Eropa segera memetakan kembali denah politik daratan Eropa.
Pengasingan tersebut ditengarai sebagai kekalahan Kaisar Perancis atas koalisi Austria, Swedia, Rusia, Jerman, dan Prusia. Kemudian, ia resmi mencopot takhta seusai perjanjian di Istana Fontainebleau pada 11 April 1814.
Para wakil Uni Eropa menghelat perundingan di Wina, Austria pada 1 September 1814 hingga 9 Juni 1815. Sebabnya, wilayah politik negara-negara Eropa menjadi awut-awutan karena banyak koloni Perancis bermukim di negara mereka.
Lantas, diadakannya Kongres Wina guna mengembalikan batas-batas lama wilayah kenegaraan Eropa.
Perundingan tersebut dipimpin delegasi Austria Klemens von Metternich. Kemudian, tiga negara besar Eropa lainnya juga hadir dalam kongres tersebut. Mereka ialah Britania Raya (Viscount Castlereagh), Rusia (Tsar Alexander I), dan Charles Maurice (Perancis).
Di samping menentukan kembali denah politik Eropa, kongres juga memutuskan untuk memperkuat kembali negara-negara batasan Perancis. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi apabila agresi Napoleon dilancarkan kembali.
Seperti afiliasi Kerajaan Belanda oleh Raja Willem dan Belgia, mereka yang berbatasan langsung dengan Perancis membangun benteng-benteng tangguh.
Terbukti pada 26 Februari 1815 (di tengah pelaksanaan kongres), mantan Kaisar Perancis itu berhasil melarikan diri dan kembali ke Paris.
Ia membawa sekurang-kurangnya 700 pasukan yang siap kembali menguasai Eropa.
Kendati demikian, Napoleon tetap takluk di bawah Britania Raya dan Prusia pada Pertempuran Waterloo, Belgia, 18 Juni 1815.
Akibatnya, ia kembali diasingkan di pulau terpencir Samudera Atlantik. Tepatnya di Pulau Santa Helena. Di sana pula ia menghembuskan nafas terakhirnya pada 5 Mei 1821 pada usia 52 tahun.
Pembagian Teritori Wilayah
Perancis yang sebelumnya berkuasa hingga ke Mesir kini kehilangan banyak koloni jajahannya. Justru Austria, Prusia, dan Rusia membikin keuntungan dengan mendapat teritori yang besar.
Austria memperoleh Venesia dan sebagian Italia, Prusia mengakuisisi sebagian kecil Jerman Barat, dan Rusia mendapatkan wilayah Polandia.
Pembagian teritori tersebut nampaknya sedikit berubah dari wilayah politik sebelum invasi Napoleon atau Revolusi Perancis (1789-1799).
Negara-negara besar yang andil dalam konferensi mempunyai hak lebih atas pembagian teritori. Kendati bahwa keputusan bersifat "pengembalian wilayah sebelumnya", teritori dari negara Eropa malah berubah lain halnya sedia kala.
Denah politik Eropa pada Kongres Wina juga menjadi ajang bagi koalisi negara pemenang perang buat memperluas wilayah politik mereka.
Meski demikian, narasi awal Kongres Wina ialah menciptakan keseimbangan kekuatan negara-negara di Eropa. Tujuannya, merestorasi politik agar menghindari konflik batas-batas wilayah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI