Pak Tua itu umurnya saya perkirakan sudah kepala tujuh, kulitnya sudah berkeriput, dan rambutnya sudah putih semua. Pak Tua itu seperti biasa pergi ke danau Svarttemosse dengan membawa biji-bijian dan roti, rutinitas yang selalu beliau lakukan hampir setiap hari. Biji-bijian dan roti itu untuk burung dara (Columba palumbus), angsa (Branta canadensis), bebek (Anas platyrhynchos), dan skratmass (Larus ridibundus) yang hidup di sekitar danau. Pak Tua berjalan menuju batu-batuan di ujung danau tempat burung-burung biasa berkumpul. Burung-burung liar itu seperti sudah sangat akrap dengan Pak Tua. Burung-burung dara liar itu segera mengerumuninya. Burung-burung dara itu terbang hinggap di bahu dan lengan Pak Tua. Apalagi ketika Pak Tua mengeluarkan biji-bijian dari tas pinggangnya. Burung-burung dara segera berebut makan di tangannya. Burung-burung liar tampak tidak takut sama sekali dengan Pak Tua. Saya mengamati Pak Tua dari jarak agak jauh agar burung-burung tidak takut dan terbang. Saya sangat takjub dengan pemandangan ini. Saya juga biasa memberi makan burung-burung di Svarttemossa, tetapi tidak pernah bisa sedekat itu dengan burung-burung. Saya hanya bisa melempar makanan ke danau dan belum pernah bisa menyentuhnya. Pak Tua beranjak pergi dari batu menuju sisi danau yang lain. Burung-burung dara itu seperti tidak mau ditinggalkan. Burung-burung itu tetap terbang mengikutinya bahkan ada yang tetap hinggap di pundak dan lengannya. Pak Tua menuju ke tepi danau yang banyak angsa dan bebek-bebek liar. Di tepi danau ini segera duduk. Tanpa perlu memanggil mereka, angsa-angsa liar dan bebek-bebek liar segera datang menghampirinya. Pak Tua mengeluarkan roti yang disimpan di kantong plastik dan memberikannya ke angsa-angsa dan bebek-bebek. Sekali lagi saya terpesona, karena angsa-angsa itu mengambil makanan dari tangan Pak Tua tanpa takut sama sekali. Bebek-bebek dan skrattmass menunggu dari jarak agak jauh, karena biasanya diusir oleh angsa dan mendekat setelah angsanya pergi. Burung dara, angsa, bebek, dan skrattmas adalah binatang yang hidup liar di sekitar danau Svarttemossa. Tidak ada yang memburu atau menembak mereka. Bahkan orang-orang yang tinggal di sekitar danau menyayangi mereka, menjaga kelestarian mereka, dan memberi mereka makan. Seperti Pak Tua itu yang bisa sangat akrab dan dekat dengan burung-burung di danau Svarttemossa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H