Mohon tunggu...
Isroi Isroi
Isroi Isroi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Berbagi Tak Pernah Rugi

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

GastrofaC: Minyak Atsiri untuk Penghematan BBM

2 Desember 2014   07:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:16 831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(foto pribadi) Hari ini saya kepingin mencoba salah satu inovasi dari Balittro yang menggunakan minyak atsiri sebagai bahan aditif untuk menghemat penggunaan BBM. Karena kendaraan saya minum bensin saya coba yang GastrofaC. Klaim dari inovatornya yang saya peroleh dari website Balittro bahwa produk ini bisa menghemat BBM dari 20-40%. Ini luar biasa lho. Mestinya diapresiasi oleh pemerintahan sekarang meningkatkan harga bensin sebesar Rp. 1.500. Kalau klaim ini terbukti benar, yang minimal saja 20%, bisa mengurangi beban kenaikkan BBM. Hitung2 kasarnya begini: GastrofaC harganya Rp. 31.500 per 30ml. Pemakaiannya 1 ml per liter bensin. Jadi setiap 1 ml harganya Rp. 1.050. Bensin harganya sekarang Rp. 8.500 + gastrofac Rp. 1.050, harga totalnya = Rp. 9.550 per liter. Dengan asumsi penghematan 20%, penghematannya senilai 20% x Rp. 9.550 atau Rp. 1.910. Pengeluaran orang menjadi Rp. 7.640. Atau hanya mengalami kenaikan sebesar Rp. 1.140,  meskipun harus memberli GastrofaC dengan harga Rp. 1050 per ml. Andaikan penghematannya bisa pool seperti yang diklaim sebesar 40%, akan lebih fantastis lagi, yaitu sebesar Rp. 3.840. Atau pengeluarannya menjadi Rp. 5.730. Nilai yang lebih rendah dari harga sebelum subsidi naik. Jika dilihat secara nasional akan sangat luar biasa sekali penghematannya. Saya tidak tahu apakah temuan ini pernah disampaikan ke presiden kita atau minimal ke menteri2 terkait. Inovasi bangsa sendiri semacam ini sangat perlu didukung. Apalagi kabarnya pengalihan subsidi itu akan digunakan untuk hal2 yang bermanfaat. Menurut saya ini salah satunya. Setelah saya cium baunya, minyak yang dipakai untuk GastrofaC adalah minyak sereh. Keluarga saya sering memakai untuk pengusir nyamuk. Baunya harum. Bensin pun akan menjadi lebih harum. Minyak sereh berasal dari bahan yang terbarukan. Ini bagus, karena lebih ramah lingkungan. Seperti halnya Biofuel (Bioethanol dan Biodiesel) Sereh mudah ditanam di Indonesia. Saya rasa bisa mencukupi jika produk ini diproduksi secara nasional. Jaman muda dulu....(ciee...), awal tahun 90an. Motor yang untuk balapan sering ditambahi minyak2 seperti ini. Konon biar tambah bertenaga, tambah kenceng, dan lebih hemat. Harum lagi bau knalpotnya. Minyak atsiri ini dibuat dalam dua versi, salah satunya untuk solar.

(Foto pribadi) Memang produk ini belum teruji secara luas. Ini hanya masalah teknis. Kalau dibiayai saya yakin peneliti di Balitro akan mampu mengembangkan versi yang lebih canggih. Anda tertarik menggunakannya...????

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun