Mohon tunggu...
Jingga
Jingga Mohon Tunggu... -

Seorang penggelana,Penikmat waktu senja,Pembaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lelaki yang Menjatuhkan Mimpi di Cangkir Kopi

22 Desember 2018   11:01 Diperbarui: 22 Desember 2018   11:06 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang datang menemuimu selagi matahari merangkak dari punggung bukit
Mengetuk ceret,chemex,dan cangkir pagimu
mengetuk mimpi dari kata-kata yang tak kunjung temu
Awan-awan berkejar mengikuti angin, mengikuti arah yang entah kemana ingin
---
Ada apa hari ini ?


..


Kecemasan yang selalu meratap di dinding peraduan
Jendela bosan membaca jalan dan kota yang tak kunjung lengang
Sibuk mengeja desakan keramaian, lebih padat dari himpitan kata-kata di surat kabar

...

Kita terlalu pagi menceritakan kenyataan, tapi keyakinan tak pernah datang sekedar menenangkan

....

Yang datang menemuimu selagi kecemasan berkejar di punggung jantungnya
Meminta hangat dari segala yang telah kau rawat
Meminta harap dari secangkir teguk yang teramat pekat
Untuk menenangkan duka
Untuk meredakan luka yang teramat purba

-2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun