Kompasiana yang Tak Kusengaja
Meski jarang Log in, Kompasiana selalu kubuka dan kubaca. Tiap hari malah. Karena memang kompasiana selalu di hati. Mengoprek isi kompasiana selalu menjadi rutinitas saya tiap hari. Melahap artikel-artikelnya, meski tak pernah mengomentari. Mengacak-acak artikel yang HL, TA, dan ter-ter lainnya, meski tak semua kubaca. Lhoh...!
Ya, dari ketidak-sengajaan saya mengenal Kompasiana yang konon sebagai media warga. Kok bisa? Bisalah. Berawal dari mbah si serba tahu googleng (kata Sule), terdamparlah saya di Kompasiana. Kapan tepatnya, saya lupa. Seingat saya sebelum saya register jadi kompasianer saya sudah ngubek-ngubek Kompasiana di bulan-bulan sebelumnya.
Dari ketidak-sengajaan mengenal Kompasiana, saya pun jatuh hati. Weleh... , saya menilai Kompasiana memang istimewa. Banyak ilmu yang kudapat, wawasan yang bertambah. Jempol dah pokoknya.
Kalau tak salah ingat, waktu mengenal kompasiana yang tak kusengaja itu, pas Indonesia demam bola. Akhirnya, kanal bola (olahraga) selalu menjadi jujugan, karena paling rame ketika itu.
Intrik, perseteruan dan apalah namanya dari sesama kompasianer juga saya ikuti ketika itu. Pengamat saja tepatnya, karena cuman silent reader.
Hingga saya nekat register pun saya tetap istiqomah jadi silent reader.
Kompasiana, Maaf Aku Lupa Paswordnya
Karena keseringan silent reader, (tadinya mau bilang gak pernah log in), dan keasyikan baca-baca artikel kompasiana, saya lupa pasword untuk masuk ke dashboard kompasiana. Alhasil, pas pengin log in kebingungan dan akhirnya pasrah. Semakin mengukuhkan apa yang teman-teman saya pernah bilang, "Raja register," cuma daftar habis itu lupa paswordnya. Di blog mana pun, punya akun tapi gak bisa akses. Huf...
Di tengah kepasrahan itulah, ketika buka e-mail ada password cadangan (atau apa namanya) dari admin Kompasiana. Thanks mimin. Dan sampai sekarang pun saya memakai password yang dikirimi mimin. Tambah ribet, karena harus buka email, kemudian copy-paste di kolom pasword Kompasiana.
Ya, mau bagaimana lagi, maaf ya Kompasiana bukan berarti aku tak mencintaimu. (weleh opo iki)
Kompasiana Rasa Baru dan Hasrat MenulisÂ
Boom... Lama tak masuk ke dashboard kompasiana, dan masih setia dengan silent reader, tiba-tiba kompasiana sangat-sangat dan super lelet tak bisa diakses babar blas. Hingga akhirnya diluncurkanlah kompasiana versi baru.
Wow, gairah membaca dan menulis bangkit seketika (wacha...) dan ini tulisan saya setelah sekian lama tak berkunjung ke rumah Kompasiana.
Dan aku berjanji (ceile...) untuk berusaha menulis dan menulis. Kalo gak ada yang baca gimana? Hah saya masih setia dengan apa yang saya tulis di profil; "Nulis ajalah, dibaca ato gak, belakangan."
Kompasiana rasa baru, welcome, ahlan wa sahlan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H