Salah satu upaya membangun solutif alternatif adalah dengan menyelanggarakan sistem pemahaman yang baik di kubu masyarakat. Memang terlihat berat karena pada prinsipnya di Maluku secara keseluruhan, ambis jabatan di negeri-negeri adat telah mengakar dan itu sulit untuk dicabut dari dalam tanah pemikiran masyarakatnya.
Saniri negeri dari setiap matarumah parentah seharusnya menjadi lembaga solutif bagi berjalannya suatu pemerintahan negeri yang baik. Bukan yang satu tidak sepakat dan yang lainnya sepakat, lainnya juga bimbang. Hmm, Ini bukan solutif namanya tapi berceritanya belum selesai.
Tidak lain adalah, buka lagi lembar sejarah. Pelajarinya dengan seksama biar tidak ada cemburu diantara kita. Karena bila sejarah adat tidak dipahami dengan baik maka untuk memutuskan kebijakan pun akan bermasalah. Untuk itu, jang pakamena par bikin sensasi tapi mari cari solusi par negeri adat Tulehu yang lebih baik. Mena!
"Disclaimer: Seluruh tulisan dalam rubrik Opini merupakan representasi pribadi penulis (Raflan AK Lestaluhu) sebagai personal dan bukan merupakan representasi dari pemilik akun".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H