Sama sekali dia tidak sadar dengan ucapnnya. Jelas-jelas kita sedang piknik. Masih saja ia ingin piknik. Nah, ini yang selalu saya temukan dari masyarakat desa. Kekeliruan pikiran menjelma akibat dogma berlebihan ditampilkan orang kota.
Lalu muncul pertanyaan dibenak, apakah piknik itu identik dengan satu spot wisata yang komersil? Atau mudahnya; kita masuk lokasi harus bayar, ke toilet bayar, sewa ban bayar juga. Ini bukan piknik namanya, tapi bisnis. Yan kalau begitu sama saja dengan di Mall atau minimarket itu. Demikian!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H