Mohon tunggu...
Sabri Leurima
Sabri Leurima Mohon Tunggu... Freelancer - Ciputat, Indonesia

Sering Dugem di Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Presiden Jangan Loyo Membiarkan Oligarki Membunuh KPK

13 September 2019   20:33 Diperbarui: 13 September 2019   20:38 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kekisruhan pertarungan perebutan kekuasaan antara mandat rakyat dan oligarki kini menuai benturan yang sangat keras menuju Indonesia yang Anti Korupsi, saya menyebutnya begitu.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terlihat seperti sarang tambang emas yang harus dieksploitasi oleh para pencuri tak bermoral. Sementara rakyat masih dihadapkan dengan polemik tindak rasisme.

Presiden Jokowi dalam hal ini terlihat loyo (lembek) kalau pake bahasa Ambon. Membiarkan lembaga independen negara rusak ditangan para oligarki. Entah itu dari partai pendukungnya atau ada intervensi asing.

Saya tidak ingin membahas Cicak versus Buaya. Akan tetapi sebagai Presiden, untuk menuju bangsa yang bebas dari korupsi kiranya perlu disadari secara saksama bahwa penderitaan rakyat Indonesia terjadi akibat korupsi yang semakin membabi buta.

Apa harapannya bila KPK dihuni oleh Caping-caping yang tidak kredibel dan memiliki rekam jejak melanggar kode etik atau aturan lainnya. Senyata ini akan membawa bangsa diambang kehancuran secara strukturisasi.

Ditambah lagi, upaya pelemahan semisal revisi UU KPK yang secara gamblang sangat kental tercium harum permainan para olegarki. Bisa jadi, hanya KPK yang harus dibunuh agar oligarki terlihat aman dan leluasa.

Ada 10 fraksi di DPR yang mendukung agar segera di revisi Undang-undang KPK. Pertanyaannya, apakah para oligarki itu sedang bersembunyi di meja Partai pengusun Jokowi? Jelas iya.

Bukan saja partai pengusun, partai Oposisi pun demikian memiliki visi dan misi untuk membunuh KPK. Sekali lagi agar Oligarki berkelana bebas dan persennya akan masuk kantong partai pengusung atau oposisi.

Jelas ini sangat keterlaluan, disatu sisi Presiden berlagak Loyo. Sisi lainnya desakan masyarakat sipil untuk KPK tidak dihuni para penjahat datang tanpa henti. Ini membuktikan rakyat semua sayang KPK dan rakyat cinta Indonesia.

Bagaimana mungkin Presiden Jokowi loyo seperti itu, apakah anda tidak lagi memiliki semangat anti korupsi? Ataukah anda tidak ingin lagi KPK menangkap para maling duit rakyat.

KPK merupakan lembaga yang lahir dari rahim reformasi. Semangat reformasi hanya untuk melawan praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme yang tidal mampu dilakukan pada masa orde baru. Presiden Jokowi harus ingat itu.

Oleh karenanya, harapan terbesar masyarakat Indonesia ada ditangan Presiden Jokowi. Karena bila disembarangkan dalam memilih Caping atau membiarkan revisi UU KPK terjadi, itu sama dengan Presiden sendiri tengah membunuh rakyat Indonesia.

Rakyat semua tahu Presiden Jokowi masih memiliki semangat anti korupsi dan memburu koruptor sampai ke akar-akarnya. Sering kali kita rakyat Indonesia mendengar kata itu di berbagai media.

Prinsipinya KPK harus tetap Independen dan bebas dari upaya pelemahan para oligarki. Rakyat dan mahasiswa harus bersatu menjaga KPK dari tangan-tangan berdosa. Karena semangat kita adalah semangat membangun bangsa yang bersih dari para maling duit rakyat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun