Kekisruhan pertarungan perebutan kekuasaan antara mandat rakyat dan oligarki kini menuai benturan yang sangat keras menuju Indonesia yang Anti Korupsi, saya menyebutnya begitu.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terlihat seperti sarang tambang emas yang harus dieksploitasi oleh para pencuri tak bermoral. Sementara rakyat masih dihadapkan dengan polemik tindak rasisme.
Presiden Jokowi dalam hal ini terlihat loyo (lembek) kalau pake bahasa Ambon. Membiarkan lembaga independen negara rusak ditangan para oligarki. Entah itu dari partai pendukungnya atau ada intervensi asing.
Saya tidak ingin membahas Cicak versus Buaya. Akan tetapi sebagai Presiden, untuk menuju bangsa yang bebas dari korupsi kiranya perlu disadari secara saksama bahwa penderitaan rakyat Indonesia terjadi akibat korupsi yang semakin membabi buta.
Apa harapannya bila KPK dihuni oleh Caping-caping yang tidak kredibel dan memiliki rekam jejak melanggar kode etik atau aturan lainnya. Senyata ini akan membawa bangsa diambang kehancuran secara strukturisasi.
Ditambah lagi, upaya pelemahan semisal revisi UU KPK yang secara gamblang sangat kental tercium harum permainan para olegarki. Bisa jadi, hanya KPK yang harus dibunuh agar oligarki terlihat aman dan leluasa.
Ada 10 fraksi di DPR yang mendukung agar segera di revisi Undang-undang KPK. Pertanyaannya, apakah para oligarki itu sedang bersembunyi di meja Partai pengusun Jokowi? Jelas iya.
Bukan saja partai pengusun, partai Oposisi pun demikian memiliki visi dan misi untuk membunuh KPK. Sekali lagi agar Oligarki berkelana bebas dan persennya akan masuk kantong partai pengusung atau oposisi.
Jelas ini sangat keterlaluan, disatu sisi Presiden berlagak Loyo. Sisi lainnya desakan masyarakat sipil untuk KPK tidak dihuni para penjahat datang tanpa henti. Ini membuktikan rakyat semua sayang KPK dan rakyat cinta Indonesia.
Bagaimana mungkin Presiden Jokowi loyo seperti itu, apakah anda tidak lagi memiliki semangat anti korupsi? Ataukah anda tidak ingin lagi KPK menangkap para maling duit rakyat.
KPK merupakan lembaga yang lahir dari rahim reformasi. Semangat reformasi hanya untuk melawan praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme yang tidal mampu dilakukan pada masa orde baru. Presiden Jokowi harus ingat itu.