Perkuat Literasi Biar Tidak Sesat Berfikir
Sebagai refrenstasi sebuah negara, pemeritahan daerah wajib melaksanakan tugasnya untuk mempromosikan(to promote) dan Melindungi (to fulfil) kebudayaan sebagai satu kerangka hak asasi manusia.
Beragam jenis tarian tradisional yang ada di Maluku sewajibnya harus diperhatikan denga saksama. Instrumen negara harus hadir untuk mengedukasikan bagaimana mencintai kebudayaan dan bagaimana merawat kebudayaan itu.
Oke, i understand, pasti nanti ada yang menjawab; kita goyang Kaka Enda ini untuk hiburan saja, sambil berolahraga. Kan manusia juga butuh hidup sehat.
Well, saya sepakat tetapi jangan sampai kebiasaan membawa bencana bagi identitas tradisional keMalukuan kita. Pejabat daerah bersama seluruh stackholder harus pahami itu. Ini sekedar remind untuk tidak sesat berfikir.
Culture literasi harus diperkuat pada setiap instansi pemerintahan, anak pelajar dan seluruh elemen masyarakat Maluku. Peran tokoh gereja, ustad, pers, profesor, akademisi, budayawan. Harus satu panggun dengan visi yang sama.
Prinsipnya, Manusia sejak lahir diberkati dengan kebudayaan-kebudayaanya. Cakalele dalah Kepalanya orang Maluku, Sawat adalah tubunya orang Maluku, sedangkan Lenso adalah Kakinya orang Maluku.
Untuk itulah tetaplah optimis dan jangan berisik. Menatap Maluku kedepan bukan dengan sekedar begoyang Kaka Enda tapi melestarikan dan promosikan kebudayaan tradisional adalah ihwal dari kehidupan berbangsa dan bernegara. Dank!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H