Besok setelah usai sholat idul Adha Desa Tulehu kembali merayakan Abda'u sebagai sebuah karnaval budaya. Orang-orang Tulehu dan masyarakat di Ambon sudah tidak sabar menunggu. Pasti sangat ramai tentunya.
Hanya saja diharapkan besok esensi historis Abda'u tetap terbungkus. Kritik atas praktik penyalahgunaan Abda'u semoga terhindar dari hal tidak baik. Mabuk, baku lempar, dan menjatuhkan bendera kebesaran.
![Sumber: Ig Tulehu_abda'u](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/08/10/2019-08-10-11-23-11-5d4e49960d823065b67810f2.png?t=o&v=555)
 Sosialisasi paling terpenting dan diutamakan. Ini bukan hal sepeleh soalnya. Masalah kebesaran Islam dan nilai-nilai tauhid jangan dianggap remeh oleh panitia pengelolah. Jangan mencari sensasi dari cara yang salah itu tandanya kufur dalam menjaga keadaban.
Mengukuhkan ketauhidan dalam atraksi Abda'u semestinya diletakan pada jiwa-jiwa muda. Bahwa implementasi Abda'u lebih besar dan merupakan ritual kesucian. Jangan mengaburi Wailatu dengan rendaman mabuk-mabukan ketika usai pelaksanaan atraksi.
Mengembalikan Abda'u sebagai sebuah ritual Islam sehingga tidak kehilangan makna menjadi tugas penting kita bersama. Semoga bisa mencerakhan pembaca.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI