Mohon tunggu...
Sabri Leurima
Sabri Leurima Mohon Tunggu... Freelancer - Ciputat, Indonesia

Sering Dugem di Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Berhitu Tidak seperti Zohri atau Syeila yang Banjir Apresiasi

31 Juli 2019   17:30 Diperbarui: 31 Juli 2019   17:46 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Ig mangentemaluku

Juara lari Ultra Marathon Tour De Malaysia Rising 234 KM, Mateo Berhitu, merasa tidak mendapatkan distribusi keadilan oleh negara atas prestasi membanggakan yang diraih. Setiba di Ambon, Sabtu, 26/07/19 kemarin. Tak ada acara selebrasi atau banjir penyambutan, tapi hanya sunyi sepi menghampiri dalam mobil rental bandara Pattimura menuju kediamannya.

Apa yang dialami Berhitu, membuat publik dunia maya khususnya di Maluku, berasumsi bahwa negara dalam hal ini gagal memberikan apresiasi kepada anak muda yang turut membanggakan nama bangsa Indonesia dan Maluku dikanca Internasional.

Pendistribusian keadilan oleh negara menjadi berat sebelah, tidak sama rasa dan sama rata. Berhitu, mengalami ketidakadilan distribusi tersebut. Berbeda dengan Syeila Muzdalifa Lestaluhu, yang mengantongi juara 3 Liga Dangdut Indosiar(LIDA), ia disambut meriah oleh Gubernur Maluku, Walikota Ambon dan Pejabat Publik lainnya. Hanya saja Bupati Maluku Tengah yang tidak hadir, mungkin sedang sakit perut.

Barangkali Berhitu juga bukan seperti Muhammad Zohri, yang kerap merai juara 1 pada ajang lari 100 meter, di Finlandia. Zohri dan Berhitu sama-sama memiliki nasib menjadi pemenang dalam ajang lari ditingkat internasional. Namun bentuk apresiasi dan distribusi keadilan negara lebih banyak menyasar Zohri dari pada ke Berhitu. Mendapat bonus, jatah PNS, dan masih banyak lagi didapatkan Zohri.

Saya tidak bermaksud baper atau sakit hati dalam menulis ini, hanya saja keadilan distribusi untuk mengapresiasi apa yang dilakukan Berhitu, harus diselaraskan dengan Zohri atau Sheyla. Jangan sampai hal seperti ini menimbulkan ketidakpercayaan dan kekecewaan rakyat terhadap negara.

Bila Zohri disambut dengan gembira oleh Presiden Jokowi Dodo di Istana Negara, atau Syeila Lestaluhu beramai-ramai pejabat publik provinsi Maluku, datang menjemputnya di Bandara Pattimura. Setidaknya, Gubernur Maluku, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Ambon, Walikota Ambon, Dinas Kementrian Pemuda dan Olahraga (Menpora) dapat mengucap salam kepada Berhitu, entah lewat medsos atau titip surat kaleng saja, bila tidak ingin berdendang dengannya.

Menggugat VISI dan MISI Gubernur Murad Ismail

Pada pesta pemilihan kepala daerah (Pilkada) Maluku 2018 lalu. Murad Ismail dan Barnabas Orno (BAILEO) terpilih sebagai Gubernur Maluku yang baru, setelah mengalahkan dua figur kandidat lainnya, yakni;  Said Assagaf dan Anderias Rentanubun (SANTUN). Kemudian, Herman A. Koedoeboen dan H. Abdullah Vanath (HEBAT).

Pesta Demokrasi sering menghamburkan narasi visi dan misi menjanjikan. Yang berkepentingan sangat pandai memainkan skenario demikian. Seperti Murad Ismail dalam Visi dan Misinya.

Gubernur Maluku terpilih Murad Ismail, pada debat publik Pilkada Cagub dan Wacagub Maluku 2018 lalu, dalam Visinya menegaskan "Maluku yang terkelola secara jujur, bersih, dan melayani. Terjamim dalam kesejateraan dan Berdaulat atas gugusan kepulauan.

Sedangkan Misinya pada point ke-7 menjelaskan, "Pengembangan pemuda kreatif dan olahraga berprestasi". Sengaja saya menulis visi dan misi kampanye Gubernur baru Maluku. Sehingga bisa memberikan sandaran legitimasi untuk melakukan kritik terhadap mereka pemimpin daerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun