Tapur kemudian dipikul oleh masyarakat ke masjid, 10-15 orang biasa yang memikulnya. Kemudian pada malamnya dibacakan doa bersama, selepas itu dibagikan ke masyarakat dengan cara rebutan.
Bukan saja masyarakat Tengah-Tengah, saudara non-muslim dari Desa Abubu di Nusa Laut dan Desa Hatusua di Seram Bagian Barat, kian turut meramaikan tradisi Tapur.
Ini membuktikan persaudaraan antar muslim dan non-muslim di Maluku (Pela-Gandong) semakin berdampingan tanpa kebencian dan kekerasan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!