Mohon tunggu...
masjatii
masjatii Mohon Tunggu... Lainnya - anxiety

writing is life

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pepatah atau Peribahasa Lama (1)

27 Maret 2019   00:26 Diperbarui: 13 Juli 2019   19:47 1326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pepatah atau peribahasa boleh diumpamakan suatu hiasan atau bunga dalam kata-kata. Kata-kata yang disusun dengan indah, kalimat-kalimat yang diatur dengan rapi akan makin bertambah indahnya, bila disisipkan sebuah pepatah didalamnya.

Akan tetapi arti yang sebenarnya, adalah lebih dalam dari itu. Dengan sebuah pepatah atau peribahasa, dapat digambarkan suatu maksud dengan tepat sekali. Barangkali jika dipakai perkataan biasa, akan berpanjang-panjang uraiannya baru sampai kepada yang dimaksud itu. 

Dengan pemakaian pepatah itu orang tidak perlu berkata terus terang menyatakan apa yang terasa dihatinya, yang adakalanya melukai hati orang yang dimaksud, tetapi apa yang ditujunya tepat mengenai sasarannya. 

Jadi dengan sebuah pepatah dapat dihindarkan perkataan-perkataan yang kasar dan tajam, jika akan menjalankan perbuatan atau riil seseorang yang bersalahan. Dengan demikian dapatlah terelak perasaan tersinggung, sekurang-kurangnya meredakan dendam yang akan tumbuh. Begitu juga bila dipakai untuk tujuan memuji atau memberi nasihat. 

Sebuah pepatah yang diucapkan untuk pujian akan lebih lezat terasa dihati dari pada dikemukakan dengan kata-kata yang nyata. Pun sebuah pepatah bila dipakai untuk nasihat, akan lebih banyak memberi hasil, dari pada dengan terus terang, sebab nasihat yang berterus terang itu, adakalanya bukan saja kasar bunyinya, tetapi kadang-kadang dapat melukai perasaan orang yang dinasehati. 

Nasihat yang pahit sekalipun dengan sebuah pepatah tidaklah akan tajam terdengarnya, yang terang akan melukai hati yang mendengar. Tentu saja tidak pada segala masalah pepatah dapat disisipkan. 

Tetapi pada banyak hal yang penting, pepatah tepat benar digunakan. Inilah mukjizat sebuah pepatah dalam hidup pergaulan sehari-hari. Karena itu orang yang cerdik pandai, suka memakai pepatah atau Peribahasa dalam perkataan atau buah pikirannya.

Semua bangsa di bumi ini mempunyai pepatah dalam bahasanya. Makin tinggi peradaban bangsa itu, makin indah-indah dan banyak pepatahnya. Berikut 5 contoh pepatah atau Peribahasa yang kami contohkan :

#Abu

1. Kalah djadi abu, menang djadi orang

Pepatah ini biasa dikiaskan kepada orang yang berselisih atau beperkara ; baik dia menang, baikpun dia kalah dalam perselisihan atau perkara itu, tentu dia akan merugi juga atau mendapat kesusahannya. Demikian pula lawannya.

#Ada

2. Ketika ada djangan dimakan, telah tiada(habis) maka dimakan

Maksudnya, waktu ada pencaharian, jangan diganggu harta simpanan ; apabila Tak ada pencaharian lagi, barulah dipergunakan harta simpanan itu.

Pepatah ini adalah suatu nasihat, supaya orang suka berhemat. Biasa pula ia disingkat kan saja : Telah habis maka dimakan.

3. Asal ada, ketjilpun pada

Maksudnya, kalau tiada diperoleh pendapatan (rezeki) yang banyak, sedikitpun dicukupkan juga. Dikiaskan pada orang yang sabar menerima rezeki berapapun yang didapatnya ; banyak ia syukur, sedikitpun baik, tiada ia rewel atau berkeluh kesah, karena tiada puas. Yang perlu ialah berusaha dengan sungguh. Yang sejalan dengan ini : Dalam menyelam, tjetek bertimba, artinya : kalau air dalam, boleh kita mandi menyelam, kalau tjetek (dangkal) padalah mandi bertimba.

#Adat

4. Adat muda menanggung rindu, adat tua menahan ragam

Pepatah ini lazim dipakai sebagai hiburan kepada orang muda yang sedang bersusah hati, karena merindukan sesuatu yang dicintainya atau seorang tua yang dalam kesusahan, sebab ditimpa bermacam-macam cobaan, seperti kena perkara, difitnah kan orang, atau kesusahan lain-lain, supaya mereka itu jangan sangat memikirkan kesusahan itu, biar sabar menerimanya dan berusaha menghindarinya.

5. Adat sepandjang djalan,tjupak sepandjang betung

Sebuah pepatah adat Minangkabau. Kiasannya : tiap-tiap pekerjaan atau buatan ada adatnya, ada aturannya.duduk ada adatnya, berdiri ada adatnya, memandang ada adatnya, bercakap dengan orang tua atau dengan orang muda-muda, laki-laki atau perempuan dll. Semuanya ada adatnya,biar dimanapun terjadinya. Tidak boleh sembarangan saja.

# Referensi :

• Aman... ?(500 Pepatah : Balai Pustaka, ?)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun