Lebih daripada itu, Gus Dur lah yang membuka pintu bagi perayaan imlek, sehingga tiap tahun sekarang kita akrab dengan atraksi barongsay. Gus Dur lah yang menjadikan Kong Hu Cu sebagai salah satu agama resmi di Indonesia, menyusul Islam, Katholik, Kristen Protestan, Hindu, dan Budha. Ia begitu dikagumi masyarakat Tiongha. Terlebih lagi saat Gus Dur menyatakan bahwa ia punya darah China dari salah satu buyutnya.
Gus Dur fasih berbagai bahasa. Termasuk bahasa Al Quran. Dan dia juga mempelajari Al Quran secara mendalam. Gus Dur mempunyai beberapa surah dalam Al Quran yang menjadi amalannya sehari-hari. Salah satu surah favoritnya adalah Al Kahfi.
Entah kebetulan entah tidak jam wafatnya Gus Dur adalah 18.45 WIB. Subhanallah, Al Kahfi itu surat ke-18 di dalam Al Quran. Surah yang berarti goa ini terdiri dari 110 ayat. Terjemahan Ayat 45 Al Kahfi berarti: “Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia) bahwa kehidupan dunia adalah sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan Allah maha berkuasa atas segala sesuatu.”
Gus Dur pergi meninggalkan kita untuk selama-lamanya ketika "air hujan yang turun dari langit" mulai reda. Ia bagai "tumbuhan yang mengering". Ia bakal "diterbangkan oleh angin". Karena kekuasaan-Nya, kini, Gus Dur menuju “goa” - rumah - Tuhan yang abadi. Yang damai di surga nun di sana....
Kita patut menangis dan berduka atas kepergian Gus Dur yang sempat bernama Presiden Abdurrahman Wahid.
Ia orang besar. Dengan gagasan-gagasan besar yang disampaikan dengan guyonan khas ”Gitu aja, kok, repot...!” untuk bangsa dan negara kita Indonesia.
Selamat jalan Presiden Abdurrahman Wahid....
Kami pasti selalu merindukan sosokmu yang selalu tampil sederhana bersahaja polos ceplas-ceplos dengan sepatu sandal di tengah Indonesia masa kini yang setiap hari makin hiruk pikuk dengan urusan pencitraan pribadi yang penuh sapuan kosmetik artifisial, korupsi yang semakin menggurita, dan bantah membantah fitnah.... (*)
AH
30 Desember 2009
20:30 WIB
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H