Usut punya usut ternyata paman dari si anak ini adalah salah satu jamaah dari Simbah Yai Ahmad Abdul Haq (Mbah Mad) yang kebetulan masih mertua dari kakak kami. Tak heran jika kemudian pihak keluarga legowo atas kejadian tersebut dan tak menuntut ganti rugi sama sekali.Â
Tak sampai di situ, sebelum pulang sang ayah tak sungkan meminta doa dan suwuk khusus untuk si anak karena dianggap sangat bandel dan ndableg. Bahkan mereka menganggap bahwa kecelakaan yang menimpa anaknya adalah akibat ulah nakal dan kualat si anak karena kabur dari rumah sakit. Padahal saat itu ia masih dalam perawatan intensif karena mengalami kecelakaan sebelumnya.Â
Mendengar cerita tersebut dari ujung telepon serasa ikut tertegun, lalu cepat-cepat menyimpulkan begitulah skenario Allah Ta'ala. Bi barokati karomah poro sesepuh seperti Mbah Mad Watucongol, kejadian tragis semacam ini justru dapat berakhir dengan happy ending serta membawa banyak berkah dan hikmah luar biasa.Â
Meski sudah lama wafat, secara nyata karomah para sepuh masih dapat dirasa labetnya (efeknya) bagi siapa saja yang nderek dan sendiko dawuh.Â
Yahh... Meskipun ndereknya hanya sekedar "nggandul". Â
Wallahu a'lam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H