Mohon tunggu...
Abigail Regina
Abigail Regina Mohon Tunggu... -

Aku disekitarmu.

Selanjutnya

Tutup

Politik

MEGA RENCANAKAN "SERANGAN BALIK" PADA SBY?

14 Oktober 2013   04:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:34 2420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"...jika setiap kritik anda anggap sebagai kebencian, maka begitu sempitlah hati dan pikiran anda." - Indonesia, 12 Oktober 2013.

#1 SETERU YANG SERU Anda tentu tahu perseteruan yang terjadi antara Mega dengan SBY yang dimulai sekitar tahun 2003/2004 lalu? Kalo anda belum tahu, saya sarankan baiknya anda mencari pada mesin pencari google apa yang sesungguhnya terjadi pada mereka, baru melanjutkan membaca tulisan saya ini. Ok, lebih lanjut saya akan memberikan gambaran singkat mengenai konflik tersebut. Menurut versi yang berkembang dan yang saya baca, Mega merasa dikhianati oleh SBY yang secara diam-diam mencalonkan diri pada Pemilu 2004, padahal sebelumnya berulang kali Mega telah menannyakan kepada nya (dan juga kepada menteri-menteri lain dalam kabinet Gotong Royong) yang akan mengikuti pencalonan presiden pada periode selanjutnya. Menurutnya, hanya SBY yang seolah 'menusuk dari belakang' dan mengendap-ngendap dalam pencalonan tersebut. Karena ketika ditanya, SBY hanya memberikan jawaban ambigu, atapun jawaban yang mengisyaratkan ia hanya fokus pada pekerjaannya sebagai Menko Polhukam. Rupanya, upaya tersebut tetap tercium oleh Mega. Ia merasa kesal, dibohongi, dan dikhianati oleh SBY. Muncul lah tindakan 'pengucilan' terhadap mantan menko polhukam tersebut. SBY tidak dilibatkan dalam rapat Kemenko Polhukam. Tak lama SBY mengajukan surat pengunduran diri sebagai Menko Polhukam, dan mengadakan kampanye pencalonan dirinya sebagai presiden di Banyuwangi. Mega yang makin geram kemudian melontarkan kritik pedas di media atas tindakan SBY tersebut. Maka diangkatlah perseteruan tersebut dalam wancana media dan terus berulang. Lebih lanjut, kondisi ini ternyata dimanfaatkan oleh tim sukses SBY dengan membentuk citra di media sebagai mantan menteri yang 'dizolimi' oleh pemimpinnya. Tim sukses melancarkan taktik politik cerdas dengan memanfaatkan keadaan dimana Mega sepertinya sedang 'mengucilkannya'. Tidak memberikan hak dan kewajiban sebagaimana mestinya. Opini kemudian digiring media kepada masyarakat, menciptakan simpati luar biasa pada SBY. Selain itu, isu penjualan aset-aset strategis negara kepada pihak asing --yang katanya untuk membayar utang negara-- Menjadikan pamor Mega hancur berkeping-keping, hingga terpilihlah SBY sebagai presiden karena citranya yang 'terzolimi' di mata masyarakat. #2 REFLEKSI DUA PERIODE Apakah anda yang membaca tulisan saya ini sudah mengerti maksud judul diatas? saya rasa sudah ya. Seperti kita tahu, banyak diantara masyarakat yang merasa kecewa dengan dua periode kepemimpinan SBY. Mulai dari politik, ekonomi, hukum dan ham, korupsi, dan lain sebagainnya. Ternyata tidak terbukti dalam hampir dua periode kepemimpinannya keandaan negeri ini menjadi lebih baik. Aah.. saya rasa dulu anda juga menjadi korban taktik politik SBY sehingga memilihnya dan sekarang anda menghujatnya. Siapa yang salah? tentu anda! karena tidak mengevaluasi pilihan dan suara anda untuk diletakkan pada pribadi yang benar. Anda saat itu merasa benar karena media mengatakan SBY benar. Saya tahu juga, pada masa itu referensi informasi yang anda miliki dan dapat anda akses masih tidak sebanyak saat ini.

Apa anda tidak bosan digiring oleh pemberitaan media? apa anda tidak bosan memilih pemimpin berdasarkan citra hasil representasi media?

#3 DIKSI DALAM BERPOLITIK Sama rasa beda gaya Anda pasti sangat hapal kalimat; "Saya tidak mikir..Saya tidak mikir..urusan itu tanyakan saja ke DPP" Di tengah carut marut birokrasi pemerintah yang seolah berjarak dari masyarakat (yang memilih mereka) muncul lah seorang pemimpin baru yang 'mengayomi', dekat dan bersedia bersentuhan langsung dengan masyarakat, ya, orang yang saya maksud adalah Jokowi. Jokowi menciptakan tren baru dalam berpolitik dan memimpin. Dengan gaya sederhana, blusukan, kalimat-kalimat humble menjadikannya idola baru masyarakat.

"Tahukah anda tentang diksi? tentang pilihan kata. Diksi secara umum dapat ditemukan pada iklan untuk menciptakan kesan-kesan yang sama atau mengaburkan maksud utama namun dengan kalimat yang berbeda. [jika anda tidak paham, baiknya anda googling]."

Termasuk pada kalimat "Saya tidak mikir..Saya tidak mikir..urusan itu tanyakan saja ke DPP" yang sering diucapkan Jokowi ketika ditanya mengenai pendapatnya tentang penyalonan pemilu 2014. Anda pasti paham, kalimat tersebut bukan kalimat penolakan tapi pengalihan pada struktur yang lebih tinggi, ya DPP, ya Megawati. Jokowi secara gamblang tidak pernah menolak rencana pencalonan dirinya pada pemilu 2014. Dari sini pun terlihat bahwa tindakan dan keputusan yang diambil Jokowi, tidak semata-mata berasal dari dirinya, namun hasil pertimbangan dan pendapat dari partai tempat ia bernaung. Termasuk ketika dirinya dikirim ke daerah-daerah sebagai juru kampanye, misionaris, ikon PDI-P dalam Pemilukada untuk kampanye calon dari PDI-P. Apakah anda masih berpikir tindakan yang dilakukan Jokowi semata-mata hanya karena pemikiran dan inisiatif dirinya sendiri? tanpa intervensi pihak lain? aah..nanti dulu. Anda perlu tahu kekuatan besar dibalik terpilihnya Jokowi sebagai gubernur jakarta. Ada koalisi antara PDI-P dengan Gerindra dengan kepentingan politiknya, dan Perusahaan "XXX" yang menyokong pembiayaan kampaye Jokowi-Ahok, yang katanya sekarang ini dilimpahkan kepadanya proyek MRT. Hmm.. anda yakin semua yang membantu Jokowi-Ahok sampai pada tahap ini tidak akan meminta imbalan atau balas jasa? anda yakin mereka melakukan segalanya demi kemenangan Jokowi-Ahok tanpa pamrih? untuk kepentingan masyarakat Jakarta? Anda tahu berapa strategis Jakarta bagi Indonesia? Jakarta merupakan kota perpaduan antara pusat pemerintahan dan bisnis. Jakarta menjadi pusat pengendalian ekonomi, politik dan pemerintahan, termasuk pemberitaan yang disiarkan, konten tayangan televisi, semuanya sangat Jakarta sentris. Maka tidak heran siapapun yang menjadi pemimpin jakarta akan mendapat "hak eksklusif" pemberitaan di media massa nasional. Jelas porsinya akan sangat berbeda dengan pemberitaan untuk pemimpin daerah lain di Indonesia. #4 KISAH ARIEL DAN FANS METALLICA Anda tahu kenapa Ariel tetap dirutankan karena kasus penyebaran konten porno berapa tahun lalu? padahal pihak Musica Studio bisa saja menjamin kebebasannya --seperti kasus kecelakaan anak besan presiden yang menguap begitu saja peradilannya, dan kasus anak musisi terkenal yang belum rampung sampai saat ini, padahal entah berapa nyawa manusia melayang di tangan mereka-- namun tidak dengan Ariel. Penahanan Ariel memberikan citra baik pada Noah dan Musica dalam artian Ariel dicitrakan sebagai pribadi yang bertanggung jawab, taat hukum, dan menerima konsekuensi atas tindakannya yang menyebabkan kontroversi di masyarakat. Perlu ada 'punishment' terhadapnya. Jika Ariel tidak dirutankan, coba anda pikirkan bagaimana nasib Noah dan Musica ditengah kontroversi tersebut? tentunya citra band akan hancur berkeping-keping, ditambah Noah pada saat itu akan mengeluarkan album dan nama band baru (sebelumnya masih Peterpan). Selain itu, pihak Musica juga sengaja 'menyimpan' Ariel dalam rutan ditengah kontroversi ini. Ditambah masih banyak fans dari Noah yang berharap Ariel cepat keluar dari rutan. Dukungan pun dibentuk solidaritas untuk Ariel. Yang saya pikirkan, pihak musica sengaja membentuk keadaan agar fans merasa kehilangan Ariel dan mengharapkannya cepat keluar untuk berkarya lagi bersama bandnya. Selama Ariel 'disimpan' pihak Musica mengeluarkan taktik taktik pada infotainment yang berhubungan dengan pribadi Ariel dan Noah. Semua pemberitaan infotaiment dikesankan positif dan ekslusif, hal ini juga yang semakin membuat fans Noah menggebu-gebu, ada rasa rindu akan Ariel dan Noah, ada perasaan kehilangan salah satu musisi lokal yang berbakat. Maka tak heran, ketika Ariel keluar dari rutan, sambutan masyarakat begitu riuh dan meriah. Mereka bereuforia menyambut kebebasan Ariel termasuk menyambut nama band baru, album dan single baru, tur 5 negara dengan menggunakan jet pribadi , dan pungkasnya, konser yang digelar di MEIS dengan harga tiket mulai dari Rp 350.000 hingga Rp 3.500.000. Harga tersebut terbilang mahal untuk konser band lokal, pun untuk konser perdana setelah kembalinya Ariel. Namun gempita masyarakat dan kebahagiaan melihat Ariel kembali ke panggung membutakan mereka. Luar biasa! Hingga saat ini, Ariel dan Noah berseliweran di televisi nasional mengisi acara maupun iklan. Dengan citra baru yang lebih baik. Sekejap kontroversi hilang dan masyarakat lupa.

"Anda tahu?! pencitraan Jokowi saat ini hampir mirip dengan pencitraan yang dilakukan SBY pada 2004 yang lalu."

Kali ini sepertinya PDI-P lebih berhati-hati dalam mengeluarkan statement di media agar taktik politiknya tidak terbaca oleh partai lain. Masihkah anda yakin Mega akan mencalonkan diri (lagi) pada pemilu 2014? jika pertanyaan ini terlalu sulit untuk anda jawab, maka pertanyaan ini akan saya permudah, apakah pada pemilu 2014 jika Mega menyalonkan diri anda akan memilihnya? saya rasa tidak. Hingga saat ini anda yang berpikiran seperti itu mungkin masih terngiang taktik politik SBY dulu yang menghancurkan pamor Mega. Saya rasa pun Mega sadar diri bahwa sampai kapan pun ia tidak akan pernah bisa mengalahkan SBY, tapi tunggu dulu... dalam momentum ini ada satu pemain kunci 'key player' yang sudah disiapkannya untuk menandingi Demokrat, J-O-K-O-W-I. Jika dibuat rantai urutan seperti ini;

Kabinet Gotong Royong --> SBY curi kesempatan/diam-diam nyapres --> Mega geram dan mengeluarkan statement di media tentang SBY --> counter attack tim sukses SBY di media [SBY sebagai menteri yang dikucilkan] --> media snowball, masyarakat riuh mendukung SBY --> pamor Mega runtuh --> SBY menjabat presiden 2 periode --> politik, ekonomi, korupsi, birokrasi berjarak dengan masyarakat, tidak memberikan tanda tanda perubahan bangsa --> masyarakat mulai jenuh --> tiba-tiba diturunkan dari 'surga' seorang yang dekat dengan rakyat, suka blusukan, humble, dll --> 2014 ???

#5 ANAK MUDA FILM INDIA KALAH DI AWAL MENANG DI AKHIR Mega yakin, Jokowi merupakan 'senjata pamungkas' yang mampu menandingi SBY dan demokratnya pada pemilu 2014. Mega memang sengaja tidak memberikan pernyataan dari jauh hari tentang rencana pencalonan ini, seperti yang saya katakan, takutnya citra Jokowi ini kemudian ada yang mengantisipasi. Pelan tapi pasti masyarakat diombang ambing dengan kepastian apakah Jokowi menjadi calon dari PDI-P, tentunya masyarakat sangat mengharapkan ini. Tapi memang ditahan dulu, hingga masyarakat membaca dan menilai bakal calon lainnya (yang katanya tidak lebih baik dari Jokowi), hingga masyarakat terus mengelukannya, membuat dukungan, petisi, demo, solidaritas, yang terus menerus. Otomatis televisi nasional akan terus memberitakan perkembangannya, berita yang dipenuhi tentang keinginan, elektabilitas, dll yang berhubungan dengan Jokowi. Anda hanya tinggal menunggu waktu, menunggu Mega mengeluarkan serangan balik kepada SBY/Demokrat melalui Jokowi.  Kondisi Jokowi saat ini hampir mirip dengan kondisi SBY tahun 2004 yang terus bercitra di media, dielu elukan dan pada akhir masa jabatannya dihujat. Kondisi Jokowi pun mirip dengan kasus Ariel, disimpan sementara untuk gempita kemudian. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun