Mohon tunggu...
abigail
abigail Mohon Tunggu... Lainnya - hii

X IPS 1 / 02

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Perilaku Konsumtif Masyarakat Indonesia

6 Maret 2022   18:55 Diperbarui: 6 Maret 2022   18:59 12053
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasus-kasus penyimpangan sosial banyak sekali ditemukan di Indonesia. Bukan hanya di Indonesia, tetapi banyak juga ditemukan di luar negeri. Salah satu kasus penyimpangan sosial di Indonesia. 

Salah satunya adalah konsumerisme. Konsumerisme atau perilaku konsumtif adalah penyimpangan gaya hidup yang mengkonsumsi, membeli dan menggunakan suatu barang secara berlebihan. 

Setiap masyarakat cenderung bisa memiliki perilaku konsumtif karena setiap masyarakat melakukan kegiatan konsumsi. Namun perilaku ini dianggap menyimpang jika kegiatan konsumsi sudah melebihi batas konsumsi masyarakat pada umumnya. 

Indonesia masuk peringkat ke-3 dengan masyarakat yang memiliki tingkat konsumerisme yang tinggi. Seperti pada saat awal pandemi Covid-19, masyarakat melakukan panic buying karena adanya aturan work from home, pembelajaran jarak jauh, dan disertai dengan aturan lockdown, juga terlepas dari adanya pandemi  tingkat konsumerisme dipengaruhi 2 faktor yaitu  faktor eksternal dan internal. 

Faktor internal masyarakat disebabkan oleh tidak bisa merencanakan keuangan dengan baik yang membuat masyarakat tidak bisa berpikir panjang dalam membeli barang-barang yang mereka inginkan, juga adanya ketidak pekaan dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya, seperti membeli barang sembako (minyak goreng) yang belakangan ini sedang marak terjadi di masyarakat, dengan permintaan masyarakat yang tinggi membuat produsen harus terus memproduksi minyak dengan memperdaya sumber daya alam yang ada, dan dengan tidak mempertimbangkan keadaan lingkungan, hal ini bisa mengganggu ekosistem tanah dan lingkungan. 

Selanjutnya terdapat kemudahan akses untuk menemukan banyak toko-toko yang beragam di internet, seperti masyarakat sekarang sudah banyak pilihan untuk membeli barang secara online. 

Masyarakat mudah untuk menemukan barang dari berbagai daerah di Indonesia bahkan bisa sampai ke luar negeri. Hal ini membuat masyarakat lebih mudah untuk melakukan proses transaksi jual beli, yang otomatis akan membuat masyarakat lebih mudah untuk menjadi masyarakat yang konsumtif.

Selanjutnya terdapat faktor eksternal dari sifat konsumerisme. Kemudahan akses untuk masyarakat sangat mempengaruhi masyarakat menjadi konsumtif. 

Seperti kemudahan untuk mendownload aplikasi, dan terdapat banyak pilihan barang yang mudah ditemukan di aplikasi tersebut. Dan karena kemudahan ini masyarakat dimanjakan dengan dampak perkembangan teknologi ini yang mempercepat pengaruh sifat konsumtif ke masyarakat.

Selanjutnya sifat masyarakat yang sosialis membuat mereka harus hidup berkelompok, yang otomatis akan mempengaruhi setiap individu dalam kelompok tersebut, jadi jika ada salah satu yang cenderung bersifat konsumtif, teman-teman kelompoknya akan mudah terpengaruh dan terinternalisasi menjadi masyarakat yg konsumtif. 

Sifat konsumtif biasa menyerang remaja sampai dewasa karena sifat mereka yang cenderung labil dan belum biasa membatasi diri, namun tidak menutup kemungkinan seorang yang sudah dewasa bisa memiliki sifat konsumtif, karena kebanyakan orang dewasa yang memiliki sifat ini mereka takut ketinggalan tren atau biasa disebut sebagai FOMO (fear of missing out). 

Sehingga banyak dari mereka yang semata-mata hanya mengikuti trend yang tanpa sadar hal ini sudah membuat mereka menjadi masyarakat yang konsumtif. 

Terakhir karena adanya pandemi yang sangat merubah dan mempengaruhi masyarakat dari berbagai bidang salah satunya pada aktivitas dan kegiatan masyarakat. 

Masyarakat lebih banyak menghabiskan waktu dirumah, masyarakat mudah merasa bosan sehingga masyarakat mencoba untuk mencari kegiatan lain, dan karena kemudahan teknolog seperti iadanya ecommerce yang memudahkan masyarakat untuk berbelanja tanpa harus keluar dari rumah, masyarakat menjadikan belanja sebagai pelarian dari kebosanan di masa pandemi, sehingga hal ini mempengaruhi tingkat konsumerisme di Indonesia. 

Sifat penyimpangan ini adalah penyimpangan negatif. Karena penyimpangan ini berdampak negatif pada masyarakat yang memiliki sifat ini. Masyarakat yang memiliki sifat ini akan terpengaruh pertama dalam bidang ekonomi. 

Karena ketidakmampuan mereka mengatur keuangannya membuat mereka jadi konsumtif dan kesulitan untuk mengatur keuangannya di masa depan. 

Sifat konsumerisme juga membuat barang yang dibeli secara berlebihan akan mengalami kelangkaan yang membuat produsen harus memproduksi barang lebih banyak dan tercipta ketidakstabilan sistem produksi dan ekonomi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun