Mohon tunggu...
Abigael Tiffanny
Abigael Tiffanny Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hai

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsep Diri Positif dan Konsep Diri Negatif

28 Juni 2024   13:44 Diperbarui: 28 Juni 2024   13:57 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh: Abigael Tiffanny Talenta Sari

Konsep diri dianggap sebagai salah satu komponen inti psikologi manusia, dan persepsi yang kita miliki tentang diri kita sendiri sangat memengaruhi proses kognitif, pengalaman afektif, dan respons perilaku. Pertimbangan terhadap diri sendiri bisa membuat kita kuat atau menghambat kita.

Konsep diri positif memunculkan jiwa dengan sifat yang rendah hati, dermawan, dan tidak egois. individu dengan konsep diri tersebut yang dapat memahami dan menerima bermacam-macam fakta tentang dirinya sendiri, atau dapat memikirkan tentang kekurangannya dan kelebihannya. Sedangkan konsep diri negatif adalah penilaian negatif seseorang tentang dirinya sendiri tidak lain adalah tidak teratur, tidak stabil, tidak memiliki keutuhan diri.

Tulisan ini akan mencerahkan kita tentang perbedaan yang ada antara konsep diri positif dan negatif, menggambarkan bagaimana Konsep diri adalah bagian inti dari psikologi manusia dan pandangan kita tentang diri kita sendiri secara signifikan mempengaruhi proses kognitif, respons emosional, dan kecenderungan perilaku. Pertimbangan yang kita miliki terhadap diri kita sendiri mempunyai kapasitas untuk mendorong atau membebani kita.

Pemahaman konsep diri positif vs konsep diri negatif

Individu dengan konsep diri positif memiliki pemahaman yang baik tentang diri mereka sendiri. Mereka dapat menyimpan informasi tentang diri mereka, baik yang positif maupun negatif. Individu dengan konsep diri positif dapat memahami dan menerima berbagai fakta tentang diri mereka.


Harapan individu-individu yang punya konsep diri positif biasanya menyertai tujuan-tujuan yang realistis. Mereka merasa yakin bahwa punya kesempatan besar untuk mencapai tujuan itu.Individu-individu yang punya konsep diri positif bisa menghadapi kehidupan dengan sikap yang positif.Dalam kesehariannya mereka menggunakan kebebasan, keberanian, spontanitas, melihat orang lain menjadi panas, tolol serta hangat. Lapangan-lapangan golf sama sekali tak menarik perhatian mereka, dan bahkan mungkin ia merasa membosankan.Mereka melihat kehidupan sebagai hal yang sangat baik dan penuh harapan.

Konsep diri positif memiliki kapasitas yang luas untuk mencakup berbagai pengalaman mental individu, dan penilaian tentang diri mereka menjadi positif. Individu ini mampu menerima diri mereka sendiri apa adanya dan juga mampu menerima orang lain dengan segala keunikannya.

Individu yang memiliki konsep diri positif, memiliki pemahaman yang luas dan beragam tentang apa itu sebuah diri. Mereka punya harapan yang realistis, ini membawa harga diri yang tinggi mereka. Mereka mampu untuk mengatasi dan mengatur dirinya sendiri, juga memperhatikan lingkungan di sekitarnya. Kemampuan ini sangat berpengaruh ketika individu berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan konsep diri yang positif maka orang dapat menghargai diri sendiri dan orang lain. Orang yang mempanarkan kepribadian yang dinamis harus selalu bersikap spontan, orisinal, bebas menghasilkan sains, dan mengetahui mengantisipasi kemungkinan sesuatu yang tidak benar.

  • Konsep Diri Negatif

Idividu yang memiliki konsep negatif diri biasanya hanya memiliki pemahaman terbatas tentang diri mereka sendiri. Mereka mungkin tidak memiliki konsep yang tepat tentang diri mereka dan merasa tidak stabil atau tidak lengkap. Mereka mungkin tidak bersedia atau mengakui kelemahan sifat dari diri mereka sendiri. Konsep diri mereka mungkin terlalu ketat, mungkin berpengaruh oleh seseorang yang keras saat dibesarkan, dan mereka mengembangkan citra diri dari sesuatu yang mereka larang untuk melakukannya. Sebagai hasilnya, setiap pelanggaran aturan menciptakan rasa ancaman bagi individu.

Individu dengan konsep diri negatif sering kali memiliki harapan yang tidak realistis. Mereka merasa bahwa mereka tidak mencapai apa pun yang berharga. Kegagalan dapat merusak diri mereka sendiri. Mereka terjebak dalam siklus negatif yang merugikan diri sendiri.

Evaluasi yang diberikan oleh orang yang memiliki diri negatif cenderung untuk menilai dengan negatif. Mereka merasa sebagai diri mereka sendiri tidak pernah cukup baik, apa saja hasil yang mereka peroleh tidak berharga dibandingkan dengan orang lain. Oleh sebab itu ketika ada pesan yang merugikan dirinya, mereka suka merasa khawatir.

Individu yang memiliki diri negatif seringkali akan terjadi paham yang samar kepada dirinya sendiri. Mereka bercita-cita tinggi tapi realita rendah, harga dirinya sangat murah sekali. Mereka merasa bahwa tidak ada berpotensi dan semangat belajar rendah. Oleh karena itu mudah sekali cemas, pesimis, kurang mampu mewujudkan diri yang sebenarnya, juga sensitif dan cenderung mudah curiga. Mereka anggap keberhasilan sebagai hasil kebetulan atau takdir, bukan karena kemampuan mereka sendiri.

Komponen-komponen konsep diri

Konsep diri merupakan factor yang sangat penting dan menentukan dalam komunikasi antar pribadi. Konsep diri dapat memengaruhi kemampuan berpikir seseorang. Hurlock menyebutkan bahwa konsep diri mempunya tiga komponen yaitu:

a. Perceptual atau physical self-concept merupakan gambaran diri seseorang yang berkaitan dengan tampilan fisiknya, termasuk kesan atau daya tarik yang dimilikinya bagi orang lain. Komponen ini disebut juga sebagai konsep diri fisik (physical self-concept).

b. Conceptual atau psychological self-concept yang disebut juga sebagai konsep diri psikis (psychological self-concept) merupakan gambaran seseorang atas dirinya, kemampuan atau ketidakmampuan dirinya, masa depannya, serta meliputi kualitas penyesuaian hidupnya, kejujuran, kepercayaan diri, kebebasan dan keberanian.

 c. Attitudinal adalah perasaan-perasaan seseorang terhadap dirinya, sikap terhadap keberadaan dirinya sekarang dan masa depannya, sikapnya terhadap rasa harga diri dan rasa kebanggaan.9 Burns menyatakan bahwa konsep diri meliputi empat komponen, yaitu: kognitif (keyakinan atau pengetahuan), afektif atau emosional, evaluasi dan kecenderungan merespon. Pandangan Burns tersebut didasari oleh pemikirannya yang menyatakan konsep diri sebagai organisasi dari sikap-sikap diri (self-attitudes). Oleh karena itu, menurut Burns komponen konsep diri sama halnya dengan komponen sikap pada umumnya. Sebagai suatu sikap, konsep diri tentu saja mempunyai objek yang dalam hal ini adalah dirinya sendiri.

Strategi menumbuhkan konsep diri positif dan mengatasi konsep diri negatif

Seseorang dengan sikap mental yang baik dan tidak mudah putus atas karena keadaan yang membuat mereka bersikap negatif, hal tersebut dengan sendirinya akan membentuk konsep diri yang positif pada diri seseorang. Orang dengan pemikiran yang positif pada diri dan lingkungan mereka, maka akan terbentuk konsep diri yang positif, sebaliknya jika keadaan keluarga dan lingkungan tidak ada yang mendukung maka akan terbentuk suatu konsep diri negatif. Seperti yang dijelaskan William D Brooks dan Philip Emmert bahwa secara umum konsep diri dapat dibedakan menjadi dua macam.

Konsep diri positif dengan ciri-ciri antara lain yakin akan kemampuannya untuk mengatasi suatu masalah, merasa setara dengan orang lain artinya sederajat dengan orang lain, menerima pujian tanpa rasa malu, menyadari bahwa setiap orang mempunyai keinginan, perasaan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat, serta mampu memperbaiki dirinya karena sanggup mengungkapkan aspek- aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha untuk merubahnya.

Sedangkan konsep diri negatif memiliki ciri-ciri antara lain peka terhadap kritik yang ditunjukkan dengan rasa marah dan koreksi persepsi sebagai upaya untuk menjatuhkan harga diri dan bersikeras mempertahankan pendapat sekalipun logikanya salah. Kedua, responsif sekali terhadap pujian yang ditunjukkan dengan pura-pura menghindari pujian tersebut. Ketiga, hiperkrisis yang yang ditunjukkan selalu mengeluh, mencela siapapun, tidak sanggup dan tidak pandai mengungkapkan penghargaan atau pengakuan pada orang lain. Keempat, cenderung merasa tidak disenangi orang lain dan merasa tidak diperhatikan, sehingga bereaksi pada orang lain sebagai musuh dan tidak pernah melahirkan kehangatan dan keakraban dalam persahabatan serta menganggap dirinya sebagai korban dari sistem sosial yang tidak beres.

Jika tidak dikembangkan dan didukung dengan sikap orang tua kepada anak untuk merubah konsep diri negatif ke positif, maka remaja akan memiliki konsep diri negatif di masa dewasanya. Konsep diri remaja bisa juga terpengaruh pada suku dari keluarga individu tersebut. Suku dalam sebuah keluarga memengaruhi nasehat, perhatian, dukungan orang tua, dan lain hal dalam pembentukan konsep diri pada remaja.

Selain itu, konsep diri remaja pada dasarnya yang terpenting adalah kondisi keluarga yang nyaman untuk remaja. Kenyamanan disini maksudnya adalah orang tua senantiasan memberikan kebahagiaan dan juga berusaha memberikan perhatian dengan mengetahui keadaan apapun yang terjadi pada anaknya. Tidak hanya itu saja, biasanya orang tua juga mengontrol kegiatan anaknya secara langsung maupun tak langsung.

Kesimpulan

Konsep diri adalah salah satu komponen inti psikologi manusia yang mempengaruhi proses kognitif, pengalaman afektif, dan respons perilaku. Terdapat dua jenis konsep diri, yaitu positif dan negatif. Konsep diri positif terjadi ketika individu memahami dan menerima berbagai fakta tentang dirinya, baik yang positif maupun negatif. Mereka memiliki harapan yang realistis, yakin bisa mencapai tujuan, menghadapi hidup dengan sikap positif, bebas, berani, dan spontan, serta memiliki harga diri yang tinggi dan mampu menerima diri sendiri serta orang lain.

Sebaliknya, konsep diri negatif muncul ketika individu memiliki pemahaman yang terbatas tentang dirinya, tidak bersedia mengakui kelemahan diri, merasa tidak stabil atau tidak lengkap, memiliki harapan yang tidak realistis, dan merasa gagal dalam mencapai sesuatu yang berharga. Mereka cenderung mengevaluasi diri secara negatif, merasa tidak cukup baik, dan mudah merasa cemas, pesimis, serta curiga. Konsep diri positif memberikan dampak positif bagi individu, sementara konsep diri negatif dapat merugikan dan menghambat perkembangan individu.

 

Daftar pustaka

Goleman et al., 2019. (2019). Definisi Konsep Diri. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689--1699.

Han, E. S., & goleman, daniel; boyatzis, Richard; Mckee, A. (2019). Teori Tentang Konsep Diri. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689--1699.

Negeri, A., & Purworejo, M. A. N. (2013). Sehat Pada Siswa Kelas Xi Di Madrasah.

Syahraeni Andi. (2020). Pembentukan Konsep Diri Remaja. Jurnal Bimbingan Penyuluhan Islam, 7, 1--16.

Zulfadianti, S., Sinring, A., & Saman, A. (2023). Konsep Diri Negatif dan Penanganannya (Studi Kasus Dua Orang Siswa di SMA Negeri 2 Bone). Jurnal Bimbingan Dan Konseling (Pinisi), 2, 1--17.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun