Mohon tunggu...
abigael banne
abigael banne Mohon Tunggu... -

seorang petualang ilmu yang ingin mesejahtrakan agama, bangsa indonesia, orang lain dan bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bahasa Baku: Bahasa Keseharian Masyarakat Papua

6 Juli 2013   00:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:57 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Mengapa

Mikirin

Memikirkan

Jaman

Zaman

sontek

Contek

Bahasa baku menurut ahli Linguistik Finar Haugen adalah satu jenis bahasa yang menggambarkan keseragaman dalam bentuk dan fungsi bahasa. keseragaman dalam bentuk berarti bahwa bahasa baku sudah dikodifikasikan baik dari segi ejaan peristilahan, maupun tata bahasa,walaupun kodifikasi bahasa itu tidaklah semestinya merupakan penyeragaman kod yang mutlak. Misalnya dalam tata bahasa sudah ada rumus morfologi melayu yang menetapkan bahwa konsonan k pada suatu kata dasar digugurkan apabila diberi awalan meN;umpamanya kasih menjadi mengasihi dan ketat menjadi mengetatkan. Tetapi dengan masuknya kata asing yang mengandung gugus konsonan pada awal kata rumus tambahan yaitu: untuk kes tersebut konsonsn k tidak digugurkan apabila diberi awalan meNG; umpamanya kritik menjadi mengkritik,

Dari segi fungsi, bahasa baku dapat menjadi unsur penyatu, unsur pemisah dan pemberi prestij karena:


  • Unsur penyatu: digunakan oleh orang-orang dari pada berbagai daerah logat;
  • Unsur pemisah: memisahkan bentuk bahasa baku itu daripada loghat-loghat lain dalam bahasa itu; dan
  • Pemberi prestij: digunakan oleh segolongan orang dalam suasana tertentu, biasanya dalam urusan resmi: umpamanya laporan surat,radio,televise,dan sebagainya.

Walau bagaimanapun, ketiga-tiga fungsi ini dianggap oleh PAUL GARVIN sebagai fungsi perlambangan.dalam konteks pentadbiran dan pengurusan fungsi yang harus ditekankan ialah fungsi objektif,yaitu bahasa baku sebagai rangka rujukan untuk menentukan salah-betulnya penggunaan bahasa. Jika fungsi objektif ini tidak ditegaskan, nescaya bahasa yang digunakan dalam pentadbiran dan pengurusan akan berbeza-beza bentuknya. Apabila hal ini terjadi, maka kecekapan pentadbiran dan pengurusan akan tergugat.

Sebagai kesimpulan adalah yang dimaksud dengan bahasa yang benar adalah yang menerapkan kaidah dengan konsisten,sedangkan yang dimaksud dengan bahasa yang baik adalah bahasa yang mempunyai nilai rasa yang tepat dan sesuai dengan situasi pemakainya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun