Humanisme adalah sikap hidup yang demokratis dan etika yang menegaskan bahwa manusia memiliki hak dan tanggung jawab untuk memberikan makna dan bentuk kehidupan mereka sendiri. Humanisme berdiri untuk membangun masyarakat yang lebih manusiawi melalui etika yang didasarkan pada manusia dan nilai-nilai yang alami melalui kemampuan manusia.
     Manusia memiliki kemungkinan untuk memberi makna pada kehidupan mereka dan menciptakan koherensi. Dalam pengalaman membuat makna memberi arahan dan signifikansi kepada orang lain tentang kehidupan. Pengembangan dari Nilai moral terjadi melalui pemberian makna dan orang dapat berkontribusi untuk pengembangan norma di lingkungan mereka, dalam kelompok dan budaya di masyarakat secara keseluruhan. Pemberian makna pribadi mungkin terinspirasi oleh pandangan dunia. Agama adalah pandangan dunia, tetapi juga pandangan nonreligius tentang kehidupan yang dimiliki oleh banyak orang.
     Pandangan dunia Humanisme adalah salah satunya, tapi juga pandangan dunia yang lebih politis liberalisme dan sosialisme. Perspektif humanis dalam memberi makna didasarkan pada tanggung jawab pribadi, bukan pada wawasan yang diberikan oleh Tuhan, dan berulang kali mencoba untuk mewujudkan potensi manusia. Humanisme dianggap sebagai pandangan terbuka. Tidak ada kriteria mutlak, untuk apa kemanusiaan yang lebih tinggi, untuk apa yang indah atau benar.
     Selain aspek kognitif dan moral, setiap pandangan dunia juga memiliki aspek motivasi, inspirasi atau spiritual. Apa yang bisa disebut 'spiritualitas humanis'. Mengacu pada humanisme sebagai 'seni hidup'. Ini menarik kekuatan dari keindahan, dari kisah hidup, imajinasi orang, dan dari pengalaman. Humanisme adalah pengalaman yang dimiliki seseorang tanpa merasa dibatasi oleh apapun. Humanisme masa kini sangat berfokus pada pengembangan pribadi dalam kaitannya dengan ketegangan antara perkembangan pribadi dan kemajuan humanisasi ini, yaitu menciptakan peluang untuk pengembangan pribadi setiap orang. Humanisme juga mengandung makna tentang otonomi pribadi, tanggung jawab moral, dan tentang solidaritas dengan kemanusiaan.
     Solidaritas manusia membatasi otonomi dan menghubungkan individu dan lingkungannya. Selalu tentang dinamika antara otonomi dan keterlibatan sosial. Dinamika ini masih bisa memiliki keragaman interpretasi teoretis dan praktis. Keragamannya harus dinilai positif, karena akan memberi kontribusi yang sangat jelas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H