Tidak ada namaku di kumpulan anak yang mendapat medali perunggu dan perak. Aku menangis, tidak mungkin aku mendapat medali emas, perjuanganku selama mempersiapkan kompetisi ini terbuang sia-sia. Aku lantas langsung keluar dari tempat itu, dan langsung berlari menuju mobil. Baru saja aku duduk di dalam mobil, tiba-tiba temanku datang dan menyeretku untuk memasuki gedung itu lagi ternyata aku mendapatkan medali emas, Sungguh diluar dugaanku.
      Aku tak percaya, karena kompetisi ini aku bergabung dengan KPM dan dengan kemenanganku pada kompetisi ini juga membuatku mengikuti IMSO sebagai delegasi indonesia yang dilaksanakan di perancis kala itu, tapi sayangnya aku gagal di ajang bergengsi itu. Meskipun aku gagal di perancis tetapi aku tetap bangga telah mewakili INDONESIA di kancah internasional.
      Kini aku menjadi mahasiswa UI, prestasiku dibidang matematika dan kegembiraanku terhadap matematika membuat aku dipercaya menjadi tangan kanan dosenku. Setelah lulus S1, aku ditawari untuk melanjutkan belajar ke Amerika atau menjadi dosen di Universitas Indonesia. Karena kecintaanku akan indonesia membuatku memilih menjadi dosen di UI. Kini aku telah menjadi seseorang yang disegani, tak ada satu orang pun yang mengejekku, dengan gajiku sebagai dosen aku bisa memperbaiki perekonomian keluargaku dan mengangkat derajat kedua orang tuaku.
                                                                               -SELESAI-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H