Mohon tunggu...
Arsyad
Arsyad Mohon Tunggu... Guru - cerpen

Nama Arsyad Dengan satu istri dan dua orang anak,

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Perempuan di Kebun Sawit

8 Desember 2019   11:41 Diperbarui: 8 Desember 2019   11:45 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Begitulah ceritanya Pak Syamsu" Pak Syamsu terdiam sejenakdan matanya kosong memandang mendengar cerita menyeramkan yang semalam kualami, beliau nampak tidak percaya dengan apa yang kuceritakan, mulai dari penampakan pocong merah hingga perempuan pucat pasi dibalik pohon sawit. "sebentar Pak Syamsu, saya mau kirim pesan keistri saya dulu, saya sudah janji untuk kirim kabar kalau sudah sampai disekolah" ujarku memotong pembicaraan.

Bukan main terkejutnya aku, ketika tidak sengaja jari tanganku membuka galeri di HP, tanpa sadar ternyata tadi malam aku telah merekam penampakan sosok perempuan pucat pasi dibalik pohon sawit.

Tanpa fikir panjang, langsung saja foto penampakan di galeri kutunjukkan kepada Pak Syamsu yang dari tadi duduk disampingku, "ini Pak Sosok perempuan pucat pasi yang saya ceritakan kepada Bapak" tangan Pak Syamsu meraih HP dan dengan penasaran menatap layar HP ku.

"Ini adalah Arni, dia masih hidup" ucapan Pak Syamsu membuat ku dan dan beberpa orang yang duduk didekat nya terkejut bukan main, "siapa Arni Pak Syamsu" tanyaku penasaran, "Dia adalah siswi disekolah ini, dikabarkan hilang beberapa bulan yang lalu dikebun sawit, sebelum Pak Ardi pindah kesekolah ini" jawab Pak Daus dengan nada suara yang agak meninggi "mari Pak Ardi tunjukkan kepada saya dimana Pak Ardi menemukan Arni!!!"

Bermodalkan ingatan tempat kejadian tadi malam, aku Pak Syamsu dan beberapa warga langsung bergegas mendatangi sosok perempuan pucat pasi yang berada dikebun sawit, dikenal bernama Arni anak perempuan yang dinyatakan hilang beberapa bulan lalu. Meninggalkan sejenak anak-anak kelas dua belas yang masih menyisakan waktu beberapa menit untuk menyelesaikan soal UNBK hari pertama.

"Berhenti disini Pak" teriak ku, "kalau saya tidak salah tadi malam saya berhenti disini, dan Arni berada tidak jauh dari saya menghentikan motor saya, tepat berada dibelakang sebuah pohon sawit" ucapku kepada Pak Syamsu dan yang lain, kami memarkirkan sepeda motor dijalan setapak kebun sawit, berjalan masuk kedalam kebun sawit, rimbun, hijau dan teduh tidak jauh dari jalan setapak coba mencari keberadaan Arni.

Dan akhirnya tepat dibalik pohon sawit,

Terlihat jelas perempuan pucat pasi yang tersandar dipohon sawit, tidak berubah posisinya ketika aku melihatnya tadi malam, perempuan yang membuatku lari ketakutan serta tidak bisa tidur semalaman, menganggapnya sosok kuntilanak atau makhluk penunggu kebun sawit, ternyata adalah perempuan yang dinyatakan hilang, dengan keadaan memprihatinkan, kurus, lemah, dan tidak berdaya karena kelaparan.  

Setibanya dirumah Arni "Terima kasih Bapak Syamsu, saya sudah putus asa mencari Arni, jika tidak kalian saya tidak tahu apa yang akan terjadi dengan anak saya" ucap bu Marni sambil menangis dan memegang erat tangan Pak Syamsu.

Bu Marni pekerja sawit menjadi janda ketika beberapa tahun lalu ditinggal suaminya yang merupakan security, meninggal terbunuh karena mempertahankan perlengkapan perusahaan perkebunan saat beberapa orang perampok berusaha merampasnya "sama-sama Bu Marni, ini semua berkat Pak Ardi, guru baru dsekolah kita yang secara tidak sengaja menemukan Arni dikebun sawit" timpal Pak Syamsu sambil memperkenalkan ku kepada Bu Marni

Ternyata aku terlalu cepat menilai, rasa takut, suasana menyeramkan dan fikiran berpengaruh terhadap akal, kalau saja tadi malam aku tidak langsung lari mungkin Arni lebih cepat diselamatkan, tapi Alhamdulillah walaupun terlambat tapi dia tetap selamat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun