Mohon tunggu...
abidlahsalfada
abidlahsalfada Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Pelayan Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Empati dan Esensi Kemanusiaan, Sebuah Perspektif Albert Borgmann dalam novel "Do Android Dreams of Electric Sheep"

2 Januari 2025   10:46 Diperbarui: 2 Januari 2025   10:46 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Rick Deckard, yang awalnya memburu android tanpa ragu, mulai meragukan moralitas pekerjaannya. Ketika manusia memperlakukan android (atau bahkan sesama manusia) tanpa empati, mereka tampaknya kehilangan sesuatu yang esensial dari kemanusiaan mereka.

Menurut Borgmann, tindakan tanpa empati mencerminkan krisis hubungan manusia dengan dunia nyata yang dipengaruhi oleh teknologi. Dalam device paradigm, teknologi sering mengurangi kebutuhan manusia untuk terlibat langsung dengan dunia, yang pada akhirnya melemahkan koneksi manusia dengan nilai-nilai moral. Ketika manusia memperlakukan makhluk lain (termasuk android) sebagai objek semata, mereka menyerahkan esensi kemanusiaan mereka, yaitu kemampuan untuk merasakan dan menghormati keberadaan lain.

Empati adalah landasan dari hubungan autentik, dan kehilangannya menandakan dehumanisasi, baik terhadap sesama manusia maupun terhadap makhluk lain. Borgmann mungkin menyarankan bahwa tindakan tanpa empati adalah tanda dominasi teknologi atas moralitas manusia, yang mengarah pada alienasi dari dunia dan dari nilai-nilai yang membentuk kemanusiaan.

Pada akhirnya, kemanusiaan bukan sekadar tentang kemampuan untuk merasa, tetapi tentang keberanian untuk bertindak dengan empati, bahkan di tengah godaan teknologi yang menawarkan kemudahan dan kepalsuan. Inilah ujian sejati bagi manusia: mempertahankan keaslian jiwa dalam dunia yang semakin dipenuhi simulasi.

Manusia harus tetap menjaga kemanusiaannya dengan menolak reduksi moralitas menjadi sekedar fungsi teknologi. Ini berarti terus memperjuangkan hubungan yang tulus, menghormati keberadaan makhluk lain, dan menjalani kehidupan yang melibatkan keterhubungan dengan nilai-nilai yang mendalam. Tanpa usaha ini, manusia berisiko kehilangan esensi dirinya di tengah arus teknologi yang semakin mendominasi.

Sumber:
Albert Borgmann, Technology and the Character of Contemporary Life: A Philosophical Inquiry
Albert Borgmann, Crossing the Postmodern Divide

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun