Mohon tunggu...
Ilalangg.id
Ilalangg.id Mohon Tunggu... Jurnalis - Berita Warga Sipil

Celotehan Warga Sipil | TikTok Ilalangg.id | Instagram Ilalangg.id | Hello Ilalanggid | YouTube Putra Ilalangg dan Ilalangg ID

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Paradoks Keabadian

11 Januari 2019   01:38 Diperbarui: 11 Januari 2019   02:03 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : medium.com

Genggam tanganku dimasa depan, tatap tataplah jemari 

Kita lihat dunia dari dua mata, bijak bijaklah intuisi

Kulit dingin menghentak di sanubari, indah indahlah wahai purnama

Jika saja masa lalu, tidaklah mungkin kita duduk ditepian

Sudikah kau menatapku dari dekat, melihat dalam dalam kedalam lubukku bicara

Jalanan itu, pernah menjadi saksi kefanaan

Kita yang dikafani nyanyian para pendosa, di singkirkan perlahan dibalik danau itu, kita tenggelam

Jurang pemisah, telah melintasi dua bait lembah, kita hanya berbisik diantara safana

Tak mengertikah kita membaca , para sahabat bumi bersaksi

Apakah sajak kita mudah dipahami ? Kurasa hanya anjing gila yang mengangguk

Tak luka tetap sesak, nafas kematian segera tiba kala kencana menjemput di penghujung hidup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun