Dewasa ini, bisnis berbasis digital mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Mulai dari pengembangan situs website oleh perusahaan-perusahaan besar, hingga ramainya para seller yang mulai melebarkan sayap bisnisnya ke marketplace. Tujuannya adalah untuk memberi kesempatan kepada para pelaku usaha untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar dengan memperluas basis pelanggan mereka.Â
Namun, apa yang dilakukan tersebut tidaklah cukup. Para pelaku usaha perlu memikirkan strategi pemasaran yang efektif yang dapat membantu perusahaan meningkatkan pendapatan mereka. Salah satu strategi pemasaran yang saat ini biasa dilakukan adalah dengan melakukan affiliate marketing.Â
Affiliate marketing adalah sebuah pendekatan pemasaran di mana seorang pemasar atau "afiliasi" menerima komisi untuk mempromosikan barang dan jasa milik perusahaan atau individu lain. Affiliate marketing melibatkan tiga pihak utama: pemilik produk (merchant), pemasar (affiliate), dan konsumen (customer). Adapun para pemasar (affiliate) yang terlibat biasanya adalah para pelajar dan mahasiswa yang ingin mencari pendapatan sampingan karena mereka akan mendapatkan komisi dari penjualan produk, dan platform yang digunakan umumnya adalah media sosial seperti instagram, tiktok, dan x.Â
Meskipun sekilas mirip dengan reseller, afilliate marketing memiliki perbedaan. Affiliate marketing hanya mempromosikan produk dan transaksi akan dikelola langsung oleh produsen, sedangkan para pelaku reseller harus membeli produk terlebih dahulu.Â
Abid Fadhillata Mu'min, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H