Raja dianggap sebagai dewa yang menjelma di bumi, sesuai dengan konsep kosmogonis yang berkembang pada masa Hindu-Buddha.
Dalam diri raja terkandung delapan dewa, yaitu Indra, Yama, Surya, Soma, Wayu, Kuwera, Waruna, dan Agni.
Oleh karena itu, raja harus menjalankan tugasnya sebagai pemimpin dengan berdasarkan pada dharma, yaitu kebenaran, keadilan, dan kesejahteraan.Â
Raja juga bertanggung jawab untuk memberantas kejahatan dan memberi penghargaan kepada orang-orang yang berjasa, bijaksana, dan baik hati.
Selain itu, raja harus menjaga ketentraman dan kemakmuran rakyatnya.
4. SISTEM EKONOMI
Kehidupan Ekonomi Bertumpu pada Sektor Agraris
Salah satu ciri khas dari Kerajaan Mataram Kuno adalah kehidupan ekonominya yang bertumpu pada sektor agraris.
Hal ini dikarenakan wilayah kerajaan ini dikelilingi oleh pegunungan dan sungai-sungai besar, yang membuatnya memiliki tanah yang subur dan cocok untuk kegiatan pertanian.
Selain itu, kerajaan ini juga memiliki sistem irigasi yang baik, yang memungkinkan pengairan sawah-sawah secara teratur.
Beberapa prasasti yang ditemukan, seperti Prasasti Kalasan, Prasasti Mantyasih, dan Prasasti Poh, menyebutkan tentang pembangunan waduk, saluran air, dan bendungan oleh raja-raja Mataram Kuno untuk mendukung sektor pertanian. Pertanian menjadi mata pencaharian utama bagi masyarakat Mataram Kuno, yang menghasilkan berbagai macam tanaman pangan, seperti padi, gandum, jagung, kacang-kacangan, dan sayur-sayuran.Â